News
Rabu, 1 April 2015 - 06:45 WIB

LATIHAN GABUNGAN TNI : Santoso Belum Ditangkap saat Latihan PPRC Digelar di Poso, Ini Skenarionya...

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pasukan Marinir menyiapkan Roket 70 Grad penghancur yang hendak ditembakkan dari Bandara Kasiguncu ke arah Gunung Biru saat Latihan PPRC oleh pasukan gabungan TNI, Selasa (31/3/2015). (JIBI/Solopos/Antara/Zainuddin M.N.)

Latihan gabungan TNI digelar di Poso saat gembong kelompok sipil bersenjata pimpinan Santoso belum ditangkap.

Solopos.com, JAKARTA — Sebanyak 3.200 personel Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) dari tiga matra TNI, sejak Selasa (31/3/2015), menggelar latihan gabungan di Poso, Sulawesi Tengah. Panglima TNI Jenderal Moeldoko meninjau langsung pelaksanaan puncak latihan yang digelar kala kelompok sipil bersenjata masih bergentayangan di kawasan itu.

Advertisement

Melalui keterangan tertulis, Moeldoko mengungkapkan skenario latihan yang dirancang rapi sejak jauh hari itu. Berdasarkan catatan Solopos.com, persiapan latihan itu terlihat sejak paparan rencana latihan PPRC TNI yang dipimpin oleh Panglima PPRC TNI Mayjen TNI Bambang Haryanto yang kesehariaannya menjabat Panglima Divisi-2/Kostrad di Gedung PPRC Markas Divisi-2/Kostrad, Malang, Jawa Timur, Jumat (20/3/2015).

Paparan rencana latihan PPRC di Gedung PPRC Markas Divisi-2/Kostrad, Malang, Jawa Timur, Jumat (20/3/2015). (JIBI/Solopos/Antara/HO)

Advertisement

Paparan rencana latihan PPRC di Gedung PPRC Markas Divisi-2/Kostrad, Malang, Jawa Timur, Jumat (20/3/2015). (JIBI/Solopos/Antara/HO)

Personel Brimob bersenjata lengkap memotret kawannya sebelum meninggalkan Gunung Biru, Dusun Tamanjeka, Desa Masani, Kecamatan Poso Pesisir, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, Kamis (26/3/2015). (JIBI/Solopos/Antara/Zainuddin M.N.)

Personel Paskhas TNI AU menyiapkan peralatan navigasi tempur yang akan dipakai saat latihan PPRC di Taxi Way, Skadron 32 Lanud Abdul Rahman Saleh, Malang, Jawa Timur, Kamis (19/3/2015). (JIBI/Solopos/Antara/Ari Bowo Sucipto)

Advertisement

Sejumlah personel TNI AD memeriksa rumah warga untuk memastikan telah kosong ditinggal mengungsi ke Desa Ueralulu, Poso Pesisir, Poso, Sulawesi Tengah, Senin (30/3/2015). (JIBI/Solopos/Antara/Zainuddin M.N.)

Catatan Solopos.com berikutnya terkait latihan gabungan TNI itu adalah persiapan lapangan yang ditandai dengan pemberangkatan pasukan dari sejumlah markas di berbagai daerah di Indonesia. Hampir bersamaan dengan itu, ratusan personel Brimob yang biasa berjaga dengan senjata lengkap ditarik Mabes Polri dari Poso, Sulawesi Tengah. Warga desa setempat juga diungsikan.

Santoso Belum Tertangkap

Advertisement

Hingga penarikan pasukan Brimob itu dilakukan, Kamis (26/3/2015), Operasi Camar Maleo yang mereka lakoni belum menangkap gembong kelompok sipil bersenjata pimpinan Santoso. Operasi Aman Maleo 2015 yang merupakan kelanjutan dari operasi Camar Maleo dijadwalkan baru kembali digelar seusai pelaksanaan latihan gabungan PPRC TNI.

Skenario latihan gabungan TNI yang diungkapkan secara tertulis oleh Moeldoko tak kalah rapi dengan tahap persiapan. Menurut Panglima TNI, latihan PPRC itu diawali dari operasi intelijen yang memberikan gambaran tentang Poso. Menindak laporan intelijen tersebut, pasukan gabungan TNI melakukan operasi tempur yang dilanjutkan dengan operasi teritorial.

Dalam skenario Latihan Gabungan PPRC TNI 2015, dunia tengah menghadapi ancaman teror, diawali dengan hadirnya suatu negara Tero yang ingin menguasai Asia Tengara, yaitu Thailand, Filipina, dan Indonesia, yang menjadi basisnya adalah di Gunung Biru Poso, Pesisir.

Advertisement

Gunung Biru Dibombardir
Pegunungan Biru tersebut, dalam skenario latihan gabungan TNI itu, seolah-olah telah dikuasai oleh negara Tero. Oleh karena itu, pegunungan itu dikepung selama satu hari oleh pasukan dari ribuan personel TNI gabungan Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan angkatan Udara.

Guna mengambil alih wilayah ini, kawasan tersebut dibombardir terlebih dahulu oleh pasukan Marinir dan lintas udara. Mula-mula pasukan Marinir bergerak dari KRI Hasanudin menuju ke arah pantai untuk merebut kembali wilayah yang telah dikuasai oleh teroris. Selanjutnya, pasukan itu meminta bantuan untuk membombardir wilayah Gunung Biru.

Dua unit RM-70 Grade Marinir selanjutnya menembakan 20 roket ke arah sasaran demi memberikan keleluasaan bagi pasukan penerjun dari Linud 502 Kostrad melakukan operasi penyerbuan.  Bukan hanya itu, KRI Hasanudin juga melancarkan serangan dengan meluncurkan 12 roket ke Teluk Poso yang telah dikuasai oleh negara Tero.

Ditutup Operasi Teritorial
Berselang beberapa menit, empat unit pesawat tempur F-16 melakukan serangan udara dengan meluncurkan granat ke sasaran yang telah dikuasai oleh kelompok teroris. Setelah itu, sepuluh unit pesawat angkut Hercules C-130 menerjunkan 520 penerjun untuk melakukan serangan darat ke sasaran yang sudah mulai dikuasai oleh TNI.

Tak berlangsung lama, dua unit Heli Serang MI-35 dan Heli Bell 412 diterjunkan untuk membantu dalam merebut kembali wilayah yang telah dikuasai oleh negara Tero. Akhirnya, pasukan PPRC TNI berhasil menguasai kembali Gunung Biru.

Setelah operasi tempur selesai, TNI melakukan operasi teritorial dengan melakukan rehabilitasi baik secara fisik maupun nonfisik, berupa pembangunan rumah dan pengembalian kepercayaan masyarakat tentang wawasan kebangsaan.

 

BERITA LAIN LATIHAN GABUNGAN TNI:
Poso Diduga Markas ISIS Indonesia, Ini Tindakan TNI
Poso Jadi Ajang Latihan Atasi Teror
Ini Alasan TNI Latih 3.200 Personel PPRC di Poso…
Ini Dia Dokumentasi Latihan PPRC di Poso

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif