SOLOPOS.COM - Deretan mobil patroli ISIS (Dailymail)
Krisis Irak mulai berbalik arah. Militan ISIS dan Sunni dipaksa keluar dari pusat kota Tikrit, markas utama mereka di Irak.
Solopos.com, BAGHDAD — Pasukan Irak dibantu kelompok paramiliter Shiite mengusir militan ISIS keluar dari pusat kota Tikrit. Hal itu diungkapkan Perdana Menteri Irak, Haidar Al Abadi, Selasa (31/3/2015). Meski demikian, serangan di kota kelahiran Saddam Hussein itu masih berlanjut.
Pasukan pemerintah Irak butuh waktu sebulan untuk merebut kota itu dari tangan ISIS. Tikrit menjadi benteng kelompok-kelompok jihad Sunni yang memberontak terhadap pemerintah Baghdad dan telah berkali-kali menjadi target serangan udara AS.
Namun pasukan gabungan masih harus menghadapi ratusan pemberontak yang siap mati-matian mempertahankan ibu kota Provinsi Salahuddin tersebut. Saat ini, setidaknya sepertiga wilayah itu masih berada di bawah kendali ISIS yang masih menguasai kompleks istana di utara Tikrit.
Selanjutnya, pasukan Irak juga masih menghadapi risiko pengadangan yang dilakukan militan ISIS secara tiba-tiba. “Pasukan keamanan telah mencapai pusat Tikrit dan membebaskan sisi selatan dan barat. Mereka terus bergerak untuk menguasai seluruh kota,” kata Haidar Al Abadi seperti dikutip Reuters.
Sementara itu, Departemen Pertahanan AS juga mengonfirmasi kemenangan pasukan Irak terhadap ISIS itu. Polisi Irak dan kelompok Shiite jika mengambil alih kantor gubernur dan rumah sakit utama Tikrit yang sebelumnya direbut ISIS.
Awak Reuters dari Tikrit melaporkan rumah-rumah di kota itu hancur terkena peluru, mortir, dan roket. Pemerintah Irak memperkirakan militan ISIS telah memasang sejumlah bom di berbagai tempat dan menempatkan para penembak jitu untuk menghambat pergerakan pasukan pemerintah.