News
Rabu, 1 April 2015 - 23:15 WIB

JOKOWI-JK PECAH? : Di Mata Najwa Metro TV, JK Ngaku Tak Ambil Pusing

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Wakil Presiden Jusuf Kalla (JIBI/Solopos/Antara/Agus Trimukti)

Jokowi-JK pecah? Tayangan Mata Najwa Metro TV yang disiarkan langsung mengupas seputar isu perpecahan. Termasuk pengakuan blak-blakan JK.

Solopos.com, SOLO – Tayangan Mata Najwa yang disiarkan Metro TV, Rabu (1/4/2015), mengangkat tema Kala Jadi JK selain isu perpecahan antara Jokowi-JK. Tayangan itu juga menyoroti rapor merah yang diberikan masyarakat untuk Jokowi-JK. (Baca Juga: Ini Tanggapan JK tentang Perpecahan)

Advertisement

Menyoal hal itu, Wakil Presiden Jusuf Kalla mengaku tak ambil pusing. Pengamat politik, Ikrar Nusa Bhakti, menyoroti model komunikasi politik Jokowi-JK kurang sehat.

Tak hanya komunikasi kepada rakyat, Ikrar bahkan menyebut komunikasi antara Jokowi dan JK kurang intens hingga sering terjadi perbedaan pendapat.

Menanggapi hal itu, JK mengungkapkan sebenarnya komunikasi yang ia bangun kepada rakyat sudah seperti seharusnya. Hanya, terkadang masyarakat tak menyadari hal itu karena tak diberitakan media.

Advertisement

“Ya memang komunikasi saat ini tergantung peran media yang besar. Tidak semua media senang memuat berita yang baik tentang rencana pemerintah, malah sebalikya, banyak kritikan. Jadinya masyarakat tak memahami hal itu,”

Saat ditanya mengenai lima bulan pemerintahan SBY-JK lebih baik daripada Jokowi-JK, Jusuf Kalla mengaku masalah yang dihadapi Indonesia saat ini berbeda jauh. Dalam pemerintahan periode Jokowi, ia menyebut lima bulan digunakan untuk mematangkan rencana jangka panjang.

“Waktu lima bulan itu masih singkat. Selama lima bulan ini kami fokus menata perencanaan untuk jangka panjang,” jelas JK.

Advertisement

Djayadi Hanan, perwakilan lembaga survei yang hadir dalam Mata Najwa Metro TV mengutarakan bahwa Jokowi-JK harus hati-hati dalam melangkah karena kepercayaan masyarakat saat ini sedang rendah.

“Survei bahkan menyebut 100 hari pemerintahan SBY-JK lebih kinclong. Sedangkan Jokowi-JK, mungkin kalu disurvai sekarang kepercayaan masyarakat di bawah 60 persen,” ungkap Djayadi Hanan.

Menjawab hal itu, JK mengungkapkan tak masalah mendapat rapor merah dari masyarakat. Namun ia optimistis, manfaat akan dirasakan dalam beberapa waktu kedepan.

“Bukan tujuan kami bekerja sambil meningkatkan citra, tidak semua tindakan kami untuk menyenangkan masyarakat. Tak perlu setiap tindakan harus ditanyakan dahulu ke masyarakat,” ujar Jusuf Kalla dalam salah satu segmen Mata Najwa Metro TV.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif