Teknologi
Rabu, 1 April 2015 - 21:15 WIB

HASIL PENELITIAN : Tinja Manusia Mengandung Emas, Ilmuwan AS Cari Cara Mendulang

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi emas (Dok/JIBI/Bisnis)

Hasil penelitian United States Geological Survey menyebutkan tinja manusia mengandung emas dan logam mulia berharga lainnya.

Solopos.com, WASHINGTON — Tinja manusia mengandung emas dan logam berharga lainnya. Kini ilmuwan Amerika Serikat (AS) tengah berupaya mendulang emas dari tinja manusia tersebut. Tinja manusia dari 1 satu juta penduduk diperkirakan mengandung logam mulia senilai Rp156 miliar!

Advertisement

United States Geological Survei (USGS) belum lama ini merilis hasil penelitian terbarunya mengenai tinja manusia yang mengandung emas. Hasil penelitian tersebut dipaparkan sekelompok peneliti dari badan Survei Geologi AS (USGS) pada pertemuan nasional Komunitas Kimia Amerika (ACS) ke-249 di Denver, Negara Bagian Colorado.

Menurut Kathleen Smith, salah satu pemimpin tim peneliti, logam mulia di pusat-pusat pengolahan limbah dan kotoran amat berpotensi untuk didulang. “Kandungan emas yang kami temukan berada pada tingkat minimal,” kata Smith sebagaimana dikutip BBC.co.uk, Selasa (24/3/2015).

Selain emas dan perak, tim peneliti menemukan kandungan logam langka lainnya pada tinja manusia, seperti palladium dan vanadium.

Advertisement

Para ilmuwan tersebut bereksperimen dengan menggunakan zat kimia bernama leachate. Zat tersebut biasa dipakai dalam proyek pertambangan untuk mendulang logam dari lapisan batu.

Meski leachate punya reputasi buruk karena mampu merusak ekosistem ketika bocor atau tumpah ke lingkungan, Smith mengatakan zat itu aman untuk mendulang logam dari kotoran padat dengan tata cara yang bisa dikontrol dan diawasi.

”Kami tertarik mendapatkan logam berharga yang bisa dijual, termasuk vanadium dan tembaga. Logam-logam itu digunakan pada telepon seluler dan komputer,” ujar Smith.

Advertisement

Pengolahan Limbah

Smith dan rekan-rekannya memprediksi bahwa 7 ton kotoran padat dikelola fasilitas-fasilitas pengolahan limbah AS setiap tahun. Sekitar setengah dari jumlah itu dipakai sebagai pupuk pertanian dan hutan. Adapun setengah lainnya dibakar atau dikirim ke lahan penimbunan sampah.

Apabila kajian Smith dan rekan-rekannya berjalan sukses, kotoran padat tidak lagi dibuang sia-sia.

Apalagi, dalam kajian sebelumnya, sekelompok ilmuwan lainnya menghitung bahwa limbah kotoran yang berasal dari satu juta penduduk amat mungkin mengandung logam seharga US$13 juta atau sekitar RP156 miliar. Wow!

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif