Jatim
Rabu, 1 April 2015 - 04:05 WIB

ALIH FUNGSI LAHAN : Pakde Karwo Janji Tidak Biarkan Mutasi Lahan

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi panen padi (JIBI/Solopos/Antara/Siswowidodo)

Alih fungsi lahan di Jatim tak akan dibiarkan terus terjadi. Bagaimana langkah Gubernur Soekarwo mengatasinya?

Madiunpos.com, SURABAYA — Mutasi atau alih fungsi lahan pertanian di Jawa Timur (Jatim) semakin semarak dari waktu ke waktu. Gubernur Jatim Soekarwo berjanji tidak akan membiarkan fenomena alih fungsi lahan pertanian menjadi kawasan industri atau perumahan begitu saja.

Advertisement

Gubenur Jatim yang akrab disapa Pakde Karwo itu menilai alih fungsi lahan tersebut akan membunuh karakter petani di provinsi yang dipimpinnya. “Selain itu juga mematikan sumber penghasilan para petani secara massal. Akhirnya, lahirlah masalah baru di Jatim, yaitu pengangguran dan kemiskinan hanya gara-gara peralihan lahan,” katanya saat menemui DPC Himpunan Kerukunan Tani Indonesia se-Jatim, Minggu (29/3/2015).

Khusus untuk program luas panen, Soekarwo mengatakan yang menjadi titik tekan Pemprov Jatim saat ini adalah memaksimalkan penggunaan mesin potong dan perontok padi. Menurutnya, cara itu saja dapat meningkatkan produksi gabah sekitar 10%.

“[Gabah] Yang hilang hanya sekitar 2% saja. Sebab, bila panen, para petani hanya memotong padi mulai bawah lalu dipukul-pukulkan ke atas alas. Jadinya, gabah hasil rontokan padi banyak yang hilang sampai 12%,” jelasnya.

Advertisement

Dengan mekanisasi, produksi padi diharapkan bertambah rata-rata 6,5 ton/ha dari rerata biasanya sejumlah 5,9 ton/ha. Pemprov Jatim menargetkan penambahan produksi melalui alat mesin potong itu sudah berhasil diterapkan per 2019.

9 Waduk Baru
Bersamaan dengan itu, lanjut Pakde Karwo, pada 2019 Pemprov Jatim sudah akan menuntaskan pembangunan sembilan unit waduk, barred, dan bendungan di Madiun, Bojonegoro, Tulungagung, Nganjuk, Madura, dan Bondowoso.

Program lain yang dieksekusi pemprov adalah menghibahkan 2.500 traktor dan penggiling padi. “Setelah dapat bantuan peralatan, diharapkan petani mengeringkan gabah dan digiling menjadi beras dulu baru dijual ke pasar agar pendapatannya lebih besar.”

Advertisement

Sekadar catatan, Jatim mengincar angka kenaikan produksi tanaman pangan secara drastis, yaitu 106,75%, selama periode 2016-2019 dari target 2013. Kenaikan itu setara dengan produksi tanaman pangan Jatim dari hanya 12,04 juta ton menjadi 13,22 juta ton.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif