Jateng
Selasa, 31 Maret 2015 - 18:50 WIB

TOL CIKAMPEK-PALIMANAN : Perlu Ada Langkah Antisipasi Kemacetan Jelang Lebaran 2015

Redaksi Solopos.com  /  Sumadiyono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pintu keluar tol Cikampek, Purwakarta, Jawa Barat, Kamis (24/7/2014), terlihat padat. Petugas kepolisian melakukan rekayasa buka tutup arus lalu lintas dengan mengalihkan kendaraan pemudik tujuan jalur pantura menuju jalur selatan guna memecah kemacetan. (JIBI/Solopos/Antara/Wahyu Putro A.)

Pintu keluar tol Cikampek, Purwakarta, Jawa Barat, Kamis (24/7/2014), terlihat padat. Petugas kepolisian melakukan rekayasa buka tutup arus lalu lintas dengan mengalihkan kendaraan pemudik tujuan jalur pantura menuju jalur selatan guna memecah kemacetan. (JIBI/Solopos/Antara/Wahyu Putro A.)

Tol Cikampek-Palimanan sudah dibuka. Meski demikian pemerintah perlu segera melakukan langkah antisipasi kemacetan jelang mudik Lebaran 2015

Advertisement

 

Kanalsemarang.com, SEMARANG – Pakar transportasi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang Djoko Setijowarno mengatakan bahwa perlu langkah antisipasi kemacetan pascapembukaan jalan tol Cikampek-Palimanan (Cipali) pada masa arus mudik Lebaran 2015.

“Kalau lebaran tahun lalu, exit toll di Cikampek mesti padat sampai kira-kira 1 kilometer ada Simpang Jomin itu terkenal macetnya pol,” kata Djoko di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, seperti dikutip Antara, Selasa (31/3/2015).

Advertisement

Djoko mengatakan hal itu kepada wartawan usai Rapat Koordinasi Antisipasi Dibukanya Jalan Tol Cikampek-Palimanan (Cipali) Dalam Rangka Kesiapan Angkutan Lebaran Tahun 2015 Kabupaten/Kota Se-Bakorwil III di Aula Badan Koordinasi Wilayah III Banyumas-Pekalongan, Purwokerto.

Ia mengatakan jika jalan tol Cipali dibuka, kemacetan di Simpang Jomin akan berkurang karena hanya dilalui sepeda motor.

Akan tetapi konsekuensinya, kata dia, kemacetan bakal pindah ke wilayah Jawa Tengah dan yang paling dikhawatirkan di Pejagan, Kabupaten Brebes.

Advertisement

“Dulu saja sebelum ada itu  sudah berat, apalagi sekarang karena orang mesti nyaman, naik tol itu nyaman cuma enggak lancar, enggak jadi masalah. Jadi persoalannya di situ,” katanya.

Menurut dia, Pejagan sebenarnya bukan pintu keluar jalan tol melainkan batas konsensi pelaksana proyek.

Ia mengatakan bahwa kontraktornya berpikir ulang jika harus membangun jalan tol Pejagan-Pemalang sehingga dijual.

“Tol Kanci-Pejagan sebenarnya kondisinya enggak layak. Tol yang paling buruk itu,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif