News
Selasa, 31 Maret 2015 - 12:45 WIB

SOLOPOS HARI INI : Soloraya Hari Ini: RSIS Terancam Ditutup hingga HUT Solopos FM

Redaksi Solopos.com  /  Jafar Sodiq Assegaf  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Halaman Soloraya Harian Umum Solopos edisi Selasa, 31 Maret 2015

Solopos hari ini memberitakan kabar-kabar terkini di Soloraya.

Solopos.com, SOLO – Rumah Sakit Islam Surakarta (RSIS) terancam ditutup paksa oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah (Jateng) lantaran tidak memiliki izin operasional untuk membuka layanan kesehatan.

Advertisement

Kabar ini menjadi headline halaman Soloraya Harian Umum Solopos hari ini, Selasa (31/3/2015). Kabar lain, tahun ini Pemkab Klaten akan membeli 19 unit mobil baru dengan anggaran total Rp5,2 miliar. Dua mobil akan digunakan sebagai mobil dinas Bupati dan Ketua DPRD Klaten.

Selain itu ada pula laporan dari perayaan hari ulang tahun (HUT) Solopos FM hingga Aparat Kodim 0726/Sukoharjo dan Polres Sukoharjo membongkar kasus dugaan pelanggaran penjualan pupuk bersubsidi di Gatak dan Kartasura, Minggu (29/3/2015).

Simak rangkuman berita utama halaman Soloraya Harian Umum Solopos hari ini;

Advertisement

PELAYANAN KESEHATAN: RSIS Terancam Ditutup

Rumah Sakit Islam Surakarta (RSIS) terancam ditutup paksa oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah (Jateng) lantaran tidak memiliki izin operasional untuk membuka layanan kesehatan.

Rencana penutupan RSIS itu menguat dalam pertemuan yang digelar Komisi IV DPRD Sukoharjo, Dinas Kesehatan (Dinkes) Jateng, Badan Penyelengara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Divre IV, Badan Penanaman Modal Daerah (BPMD) Jateng dan perwakilan pasien di Kantor BPMD Jateng, Semarang, Senin (30/3).

Anggota Komisi IV DPRD Sukoharjo, Agus Sumantri, mengatakan pertemuan itu memutuskan izin operasional untuk RSIS tidak bisa diterbitkan karena adanya dualisme yayasan yang memimpin RS tersebut.

Advertisement

Baik Yayasan Wakaf Rumah Sakit Islam Surakarta (Ywarsis) maupun Yayasan Rumah Sakit Islam Surakarta (Yarsis) sama-sama mengklaim sebagai yayasan sah untuk mengelola RSIS.

“Kedua yayasan itu samasama mengajukan perpanjangan izin operasional kepada BPMD Jateng. Namun, keduanya sama-sama belum memenuhi syarat. Hal ini yang membuat BPMD tidak mungkin memberikan perpanjangan izin operasional kepada salah satu yayasan,” ujar Agus Sumantri yang masih berada dalam perjalanan dari Semarang saat dihubungi Espos melalui telepon, Senin.

(Baca Juga: RS Yarsis Surakarta Terancam Ditutup Paksa, Ini Tahapannya!)

FASILITAS PEJABAT: Beli 19 Mobil Dinas, Pemkab Anggarkan Rp5,2 Miliar

Advertisement

Tahun ini Pemkab Klaten akan membeli 19 unit mobil baru dengan anggaran total Rp5,2 miliar. Dua mobil akan digunakan sebagai mobil dinas Bupati dan Ketua DPRD Klaten.

Menurut Kepala Bidang Aset Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Klaten, Jajang, pengadaan mobdin dan mobil operasional itu berdasarkan usulan dari Sekretariat DPRD (Setwan) dan beberapa dinas. “Dari 19 unit itu mayoritas untuk DPRD. Dari jumlah itu, dua unit di antaranya jenis sedan untuk Bupati dan Ketua DPRD,” katanya, Senin (30/3).

Selain dua sedan, 17 mobil lainnya terdiri atas Toyota Innova, Toyota Avanza, dan minibus. Proyek pengadaan mobil itu telah diusulkan dalam rapat tim anggaran dan badan anggaran. Beberapa satuan kerja perangkat daerah (SKPD) membutuhkan mobil operasional karena mayoritas mobil yang dimiliki sudah berusia tua sehingga biaya perawatannya cukup tinggi.

DISTRIBUSI PUPUK: Aparat Ungkap Penjualan Pupuk Bersubsidi Ilegal

Advertisement

Aparat Kodim 0726/Sukoharjo dan Polres Sukoharjo membongkar kasus dugaan pelanggaran penjualan pupuk bersubsidi di Gatak dan Kartasura, Minggu (29/3).

Terdapat dua toko kelontong yang bukan pengecer resmi menjual pupuk bersubsidi kepada petani. Belasan karung pupuk bersubsidi jenis urea, ZA, dan organik disita aparat dari penjual. Diduga pupuk tersebut didapat dari Karanganyar dan Klaten.

Informasi yang dihimpun Espos dari berbagai sumber, Senin (30/3), pengungkapan tersebut dimotori petugas Kodim Sukoharjo. Pengungkapan bermula dari penyitaan 12 sak pupuk bersubsidi dari toko kelontong di Sidosari, Krajan, Gatak, Sukoharjo, Kamis (26/3) lalu.

Belasan sak pupuk itu diduga ilegal karena dijual oleh toko kelontong yang bukan pengecer resmi itu. Berdasar pengembangan, terdapat toko kelontong lain di Jiwan, Ngemplak, Kartasura, Sukoharjo, yang juga menjual pupuk bersubsidi. Hingga akhirnya petugas Kodim memastikan di toko milik Suparman itu terdapat belasan pupuk bersubsidi jenis urea, ZA, dan organik. Tak sekadar itu petugas juga mengetahui pemilik toko menjualnya kepada petani.

(Baca Juga: TNI dan Polri Bongkar Penjualan Pupuk Bersubsidi Ilegal)

HUT SOLOPOS FM: Uji Kemampuan Membaca Berita Radio

Advertisement

Metta Tysdya segera bangkit dari kursinya ketika namanya disebut, Senin (30/3). Dia menempatkan diri pada kursi dan meja di panggung ruang seminar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo itu.

Mahasiswa Semester IV FISIP UNS itu kemudian mengecek posisi mikrofon sebelum dia mulai membacakan naskah berita yang telah disiapkan di meja. Setelah memastikan posisinya nyaman, Metta pun mulai membacakan serangkaian berita dengan beberapa topik yang berbeda di hadapan puluhan hadirin di dalam ruangan itu.

Metta merupakan salah satu peserta Lomba Baca Berita Radio yang diadakan Radio Solopos FM dalam rangka memperingati HUT ke-11 Radio Solopos FM. Meskipun mengaku kerap tampil di hadapan banyak orang saat menyanyi atau menjadi presenter sebuah acara, Metta mengaku sempat merasa grogi saat mengikuti lomba baca berita radio tersebut, kemarin. “Agak grogi juga tadi,” ungkap Metta ketika ditemui Espos di sela-sela lomba.

Dia mengaku baru kali pertama mengikuti lomba membaca berita radio. Sebelum lomba, dia mempersiapkan diri selama sekitar sepekan antara lain dengan berlatih dan rajin mendengarkan penyiar radio membacakan naskah berita.

“Ini pengalaman pertama saya ikut lomba membaca radio. Kalau harapan bisa menang lomba ya itu pasti. Tapi lewat kesempatan ini saya pergunakan untuk berlatih supaya bisa mendapatkan pengalaman dalam hal membaca naskah berita radio. Sebab saya memang punya keinginan bisa jadi penyiar atau pembaca berita radio, di samping juga suka menyanyi dan menjadi presenter,” ujarnya.

(Berlangganan e-paper Harian Umum Solopos? Klik http://epaper.solopos.com/

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif