News
Selasa, 31 Maret 2015 - 22:05 WIB

PENGUATAN BUMN : PTPN XI Targetkan Go Public 2017, Sekarang Diversifikasi Usaha Dulu…

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi aktivitas pengangkutan tebu PTPN X (Ptpn10.co.id)

Penguatan BUMN PTPN XI dilakukan dengan diversifikasi usaha hilir sebagai persiapan melantai di bursa pada 2017.

Madiunpos.com, SURABAYA — PT Perkebunan Nusantara XI (Persero) mengebut upaya diversifikasi usaha hilir setelah mendapatkan suntikan penyertaan modal negara senilai Rp650 miliar. Diversifikasi usaha hilir itu dilakukan PTPN XI dalam bagian penguatan BUMN demi mengembalikan laba korporasi sebagai persiapan melantai di bursa pada 2017.

Advertisement

Direktur Sumber Daya Manusia (SDM) PTPN XI Muhammad Cholidi menjelaskan saat ini perusahaannya meremajakan sistem SDM dan keuangan melalui konsolidasi, setelah sempat tekor pada 2014. Diharapkan, struktur kapital perusahaan dalam penguatan badan usaha milik negara (BUMN) itu dapat pulih dalam dua tahun.

“Dewan direksi ingin mengarah ke [bursa], setelah dua tahun kami menata dan memodernisasi pabrik melalui PMN. Ketika struktur finansial, operasional pabrik, dan produksi sudah berjalan baik, kami akan masuk pasar modal,” katanya kepada Jaringan Informasi Bisnis Indonesia (JIBI) kala berbincang tentang penguatan BUMN itu, akhir pekan lalu.

Advertisement

“Dewan direksi ingin mengarah ke [bursa], setelah dua tahun kami menata dan memodernisasi pabrik melalui PMN. Ketika struktur finansial, operasional pabrik, dan produksi sudah berjalan baik, kami akan masuk pasar modal,” katanya kepada Jaringan Informasi Bisnis Indonesia (JIBI) kala berbincang tentang penguatan BUMN itu, akhir pekan lalu.

Sesuai Roadmap
Target untuk go public pada 2017, sambungnya, sesuai dengan prediksi tahapan akhir dari roadmap peremajaan dan modernisasi pabrik gula. Dalam 2 tahun, PTPN XI diproyeksikan sudah memiliki struktur kapital dan kapasitas finansial yang cukup kuat.

Salah satu upaya percepatan penguatan keuangan perusahaan yang dilakukan PTPN XI adalah memecah-mecah bisnis di lini hilir. Pasalnya, laba perusahaan tidak akan bertumbuh optimal juga hanya menggantungkan pendapatan dari bisnis gula.

Advertisement

Bikin Pembangkit
Menurutnya, diversifikasi usaha ke pembangkit listrik akan membantu mengurangi biaya energi di pabrik gula. “Kalau kami bikin terintegrasi, itu akan menghemat biaya operasional, sehingga harga pokok gula akan menjadi lebih ideal karena terdukung diversifikasi.”

Jatah PMN PTPN XI digunakan untuk meningkatkan kapasitas pabrik gula (PG) Asembagus dan Jatiroto. PG Asembagus bakal dinaikkan kapasitasnya dari 3.000 ton tebu/hari (TCD) menjadi 6.000 TCD, sedangkan Jatiroto dari 7.500 TCD menjadi 10.000 TCD.

Suntikan modal itu juga akan digunakan untuk membangun pembangkit listrik 10 MW di PG Jatiroto dan revitalisasi pabrik alkohol dari kapasitas 12 kl/hari kualitas akohol prima, menjadi 150 kl/hari kualitas ethanol fuel grade.

Advertisement

Rugian Rp192,5 M
Pada 2014 PTPN XI sejatinya sempat didera kerugian senilai Rp192,5 miliar. Pemicunya adalah anjloknya struktur harga gula sepanjang tahun lalu, sementara 90% bisnis perusahaan tersebut masih bertumpu pada lini pergulaan.

Pada 2013, pendapatan PTPN XI mencapai Rp2,09 triliun, tapi setahun kemudian revenue mereka anjlok ke level Rp1,5 triliun. Padahal, periode sebelumnya korporasi pelat merah yang berbasis di Jalan Merak Surabaya itu masih membukukan laba Rp42,07 miliar.

Tahun ini, PTPN XI berharap dapat mengantongi keuntungan sejumlah Rp69,9 miliar, yang sumbernya utamanya digerakkan dari peningkatan produksi gula dan ekspetasi akan perbaikan struktur harga gula.

Advertisement

Reformasi SDM
Sebagai prasyarat lain untuk terjun ke pasar modal, PTPN XI juga tengah mempersiapkan reformasi SDM melalui pemanfaatan teknologi informasi. Salah satunya adalah membangun enterprise resource programming (ERP) dengan investasi yang ditafsir Rp18 miliar.

Rencananya, program integrasi sistem internal itu sudah bisa diaplikasikan akhir 2015 agar standar fisik, standar formasi, dan standar kompetensi SDM dapat diukur. Pasalnya, standar yang selama ini digunakan di PTPN XI belum diformulasikan dengan baku.

“Kami akan perbaiki itu supaya wawasan kami sebagai korporasi lebih luas dan diakui, seandainya pada saatnya nanti kami harus ke pasar modal. Mau tidak mau gaya [perusahaan] kami juga harus dimodernisasi,” jelas Cholidi, yang mantan Sekretaris Perusahaan PTPN X.

Dia mengungkapkan ERP adalah persyaratan yang harus dipenuhi PTPN XI saat ini untuk bisa melantai di bursa. Sehingga, sambungnya, seluruh keputusan perusahaan dapat diambil dengan lebih cepat karena berbasis analisis yang tepat dan tidak manual.

“Sebagai pendukung, kami akan siapkan infrastruktur yang memadai. Tidak mungkin kami punya ERP kalau tidak punya virtual private network [VPN]. Itu harus ada, sehingga seluruh PG harus saling terintegrasi dan terkoneksi agar datanya dapat dipantau secara real time.”

PTPN X Lebih Dini
Selain PTPN XI, BUMN perkebunan lain yang sudah lebih dulu berencana terjun ke bursa adalah PTPN X dan PTPN VII. PTPN X telah menyiapkan rencana go public sejak 2012. Semula, perusahaan tersebut menargetkan penawaran publik perdana paling lambat 2015.

PTPN X pun menempuh jalur diversifikasi hilir untuk memperkuat aset perusahaan. Direkur SDM dan Umum PTPN X Djoko Santoso mengatakan perusahaannya akan menuntaskan program co-generation dengan memproduksi listrik dari ampas tebu.

Proyek tersebut telah disepakati lewat kerja sama dengan PT PLN (Persero) untuk kapasitas 100 MW, yang akan dialirkan ke sejumlah pabrik, seperti PG Ngadirejo dan PG Pesantren Baru di Kediri, PG Kremboong di Sidoarjo, dan PG Gempolkrep di Mojokerto.

“Kami sedang mematangkannya dan melobi investor lain untuk menyukseskan program ini. Potensi pendapatannya ratusan miliar. Investasi di program diversifikasi produksi listrik untuk butuh waktu 4 tahun untuk break event point [BEP],” paparnya.

Sementara itu, PTPN VII sejak 2012 mempersiapkan diri masuk ke pasar modal guna membidik dana segar senilai Rp2,5 triliun dengan melepas saham sejumlah 30%. Perusahaan perkebunan itu tahun 2014 lalu dinyatakan paling siap go public oleh Kementerian BUMN.

Advertisement
Kata Kunci : PTPN VII PTPN X PTPN XI
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif