Soloraya
Selasa, 31 Maret 2015 - 06:10 WIB

PASAR AMPEL BOYOLALI : Tak laku, 27 Kios Mangkrak

Redaksi Solopos.com  /  Septina Arifiani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Deretan kios di Pasar Ampel yang tidak terpakai. Foto diambil Jumat (27/3/2015). (Muhammad Irsyam Faiz/JIBI/Solopos)

Pasar Ampel Boyolali terdapat 92 kios. Sebanyak 27 kios mangkrak mangkrak lantaran tidak diminati pedagang.

Solopos.com, BOYOLALI — Sebanyak 27 kios dari 92 kios di Pasar Ampel mangkrak. Tidak terpakainya kios tersebut karena tidak diminati oleh para pedagang.

Advertisement

Menurut Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pasar Ampel, Teguh, kondisi tersebut sudah berlangsung sejak 1995 atau 20 tahun lalu. “Dulu lebih banyak yang enggak terpakai. Tapi dari 27 kios itu sudah ada dua orang yang sudah memesan, jadi tinggal 25 kios yang belum laku,” kata dia saat ditemui Solopos.com di ruang kerjanya, Jumat (27/3/2015).

Menurut dia, kurang diminatinya kios tersebut karena posisi kios yang kurang strategis, yakni berada di bagian belakang pojok pasar.

Advertisement

Menurut dia, kurang diminatinya kios tersebut karena posisi kios yang kurang strategis, yakni berada di bagian belakang pojok pasar.

“Selain itu letak pasar yang kurang strategis juga menjadi penyebab kurang diminatinya kios di sini [Pasar Ampel],” tutur dia.

Menurut Teguh, sebanyak 27 kios Pasar Ampel itu berpotensi menghasilkan pedapatan asli daerah (PAD) senilai Rp16 juta per tahun. Angka itu didapat dari perhitungan biaya retribusi Rp1.700 per kios per hari, dikalikan 27 kios selama satu tahun.

Advertisement

Teguh mengatakan pada 2015 ini target PAD Pasar Ampel senilai Rp599.722.600. Selain kios, lanjut Teguh, sebanyak 136 los juga tidak terpakai.

Menurut dia, selain tak laku, sebagian los memang sengaja ditinggalkan penghuninya. “Kami sudah berupaya menyosialisasikan kekosongan los dan kios ini kepada pedagang, harapannya bisa segera laku. Tapi ya mau bagaimana lagi, lokasinya memang kurang strategis,” kata dia.

Pantauan Solopos.com di Pasar Ampel Jumat (27/3/2015), kondisi pasar tidak terlalu ramai. Pasar ramai saat pasaran. Deretan kios di biarkan menganggur, sebagian kois lainnya digunakan untuk gudang. Ada pun kondisi pasar di bagian luar dipenuhi oleh pedagang oprokan. Mereka berdagang di depan toko dan di pinggir jalan.

Advertisement

Menurut salah seorang pedagang, Darmini, 30, dari tahun ke tahun kondisi Pasar Ampel semakin sepi. “Mungkin karena sudah semakin banyaknya minimarket jadi orang sudah malas mau membeli kebutuhan sehari-hari di pasar. Apalagi di tambah semakin banyaknya tukang sayur keliling masuk ke kampung-kampung,” kata dia.

 

 

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif