News
Senin, 30 Maret 2015 - 12:10 WIB

SOLOPOS HARI INI : Soloraya Hari Ini: Tanggul Jebol, Permukiman Terendam Banjir

Redaksi Solopos.com  /  Jafar Sodiq Assegaf  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Halaman Soloraya Harian Umum Solopos edisi Senin, 30 Maret 2015

Solopos hari ini memberitakan kabar-kabar terkini dan terlengkap di Soloraya.

Solopos.com, SOLO – Hujan deras yang mengguyur wilayah Klaten, Sabtu malam hingga Minggu (28-29/3/2015) dini hari, membuat debit air Sungai Dengkeng meningkat. Akibatnya, tanggul di Sungai Dengkeng dan beberapa anak sungai jebol. Kondisi itu membuat air membanjiri persawahan dan permukiman.

Advertisement

Kabar ini menjadi headline halaman Soloraya Harian Umum Solopos hari ini, Senin (30/3/2015). Kabar lain, Pemkot Solo segera meluncurkan mesin parkir elektronik pada pertengahan tahun ini.

Selain itu ada pula laporan dari Art and Perfomance of Child Friendly School di CFD Solo, Minggu (29/3/2015). Simak rangkuman berita utama halaman Soloraya Harian Umum Solopos hari ini, Senin, 30 Maret 2015, berikut;

Advertisement

Selain itu ada pula laporan dari Art and Perfomance of Child Friendly School di CFD Solo, Minggu (29/3/2015). Simak rangkuman berita utama halaman Soloraya Harian Umum Solopos hari ini, Senin, 30 Maret 2015, berikut;

KEJADIAN BENCANA: Tanggul Jebol, Permukiman Terendam Banjir

Hujan deras yang mengguyur wilayah Klaten, Sabtu (28/3) malam hingga Minggu (29/3) dini hari, membuat debit air Sungai Dengkeng meningkat. Akibatnya, tanggul di Sungai Dengkeng dan beberapa anak sungai jebol. Kondisi itu membuat air membanjiri persawahan dan permukiman.

Advertisement

(Baca Juga: Inilah Tanggul-Tanggul di Klaten yang Jebol Akibat Hujan Semalam, Hujan Semalam, Tanggul-Tanggul Sungai Dengkeng Klaten Jebol)

INOVASI PERPARKIRAN: Parkir Elektronik Siap Dimulai

Pemkot Solo segera meluncurkan mesin parkir elektronik pada pertengahan tahun ini. Mesin yang berkonsep mobile itu diharapkan memberi kepastian besaran tarif yang dibayarkan konsumen saat menggunakan lahan parkir.

Advertisement

Menurut Kepala UPTD Perparkiran Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Solo, M. Usman, penerapan parkir elektronik penting untuk memupus perselisihan tarif parkir. Dia tak menampik antara pelanggan parkir dan juru parkir (jurkir) sering cekcok lantaran tarifnya tidak jelas.

“Kadang warga mengeluh tarif parkir kemahalan karena tidak ada ukuran yang pasti dalam penerapan tarif progresif. Dengan mesin parkir, semua akan tercatat secara presisi dan transparan,” ujarnya saat ditemui Espos di kantornya, Minggu (29/3).

Usman menerangkan mesin parkir berbentuk layaknya mesin pembayaran via ATM. Konsumen akan mendapat print out atau karcis parkir setelah memencet tombol yang disediakan. Berbeda dengan parkir elektronik di Jakarta dan Bandung yang berkonsep statis, mesin parkir di Solo diaplikasi secara mobile. “Kami lihat konsep parkir meter di dua kota itu kurang efektif. Oleh karena itu konsepnya kami ubah mobile sehingga jangkauan mesin dapat lebih luas. Nanti alat dibawa jukir,” terang Usman. Tahun ini pihaknya membidik Jl. dr. Radjiman (Coyudan-simpang Singosaren) untuk pilot project penerapan parkir elektronik.

Advertisement

(Baca Juga: Parkir Elektronik Diberlakukan di Solo Tahun Ini, Juru Parkir Pertanyakan Desain Tempat Parkir Portabel Abu Bakar Ali, Pembangunan Gedung Parkir Diprediksi Butuh Rp100 Miliar)

PENTAS CHILD FRENDLY SCHOOL: Kiprah Dalang Cilik Pukau Tamu Manca Negara

Vicky Wahyu Hermawan Ramadhan, 11, menatap kelir sambil menata satu per satu tokoh wayang di samping kiri dan kanannya. Ia melakukannya seperti seorang dalang profesional. Bila sebelum tampil ia sempat bersenda gurau dengan para penabuh gamelan di belakangnya, seketika ia tampak serius. Gamelan ditabuh, si dalang cilik itu pun beraksi.

Vicky sontak menyedot perhatian pengunjung car free day (CFD) yang menyaksikan pentas Art and Perfomance of Child Friendly School di Plasa Sriwedari, Minggu (29/3). Meski perawakannya kecil, kemampuan olah suaranya mengundang penasaran para penonton yang menatap ke arah kelir.

Pagi itu Vicky memainkan wayang dengan lakon Lahirnya Gatot Kaca. Lakon ini, kata Vicky, menjadi cerita wayang kesukaannya. Ia sering memainkan lakon ini di sejumlah pentas. “Cerita ini tentang kelahiran Gatotkaca, ksatria pemberani yang memerangi angkara murka,” kata dia.

Bocah asal Kampung Karangasem, Laweyan itu, belajar mendalang sejak usia 4 tahun. Dari mulai TK hingga kini duduk di kelas V SD Muhammadiyah 1 Kestalan, Banjarsari, Vicky telah tampil di sejumlah festival dalang cilik di berbagai kota seperti Bogor, Blitar, Rembang, Surabaya, Semarang, dan Yogyakarta. Ia pernah memenangi lomba dalang cilik di Universitas Negeri Yogyakarta sebagai dalang favorit nasional.

(Baca Juga: Ada Frame Antikorupsi di CFD Solo, Begini Aksi Solo Blues Rock di CFD, Di Sriwedari, Bocah-Bocah Solo Lestarikan Tradisi)

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif