Teknologi
Senin, 30 Maret 2015 - 20:30 WIB

PERFORMA PERUSAHAAN : Kuartal Keempat, Blackberry Untung Rp365 Miliar

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Baihaqi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Blackberry's Chief Executive Chen gestures during a news conference at the Mobile World Congress in Barcelona

Blackberry meraup keuntungan yang cukup fantastis pada kuartal keempat yakni sekitar Rp365 miliar.

Solopos.com, WATERLOO – Blackberry kembali menorehkan prestasi dengan meraup untung besar. Perusahaan yang berbasis di Waterloo, Ontario, Kanada, itu tercatat meraup keuntungan senilai US$28 juta atau sekitar Rp365 miliar atau 5 sen per saham..

Advertisement

Seperti dilansir Reuters, Jumat (27/3/2015), keuntungan Blackbery tersebut tercatat setelah melakukan tutup buku kuartal keempat pada 28 Februari 2015 lalu.

Catatan itu merupakan keuntungan tersendiri bagi Blackberry mengingat tahun sebelumnya perusahaan tersebut dilaporkan merugi. Tahun lalu Blackberry dikabarkan mengalami kerugian senilai US$148 juta atau setara dengan Rp1,9 triliun.

“Kelangsungan keuangan kami tidak lagi dipertanyakan. Saat ini kami harus fokus untuk stabilisasi pendapatan,” ujar CEO Blackberry, John Chen.

Advertisement

Chen menambahkan saat ini perusahaan juga tengah berupaya untuk menumbuhkan divisi software BlackBerry, sebuah divisi kecil dengan margin tinggi. Melalui divisi itu diharapkan dapat meningkatkan pengguna Blackberry.

“Chen dan timnya adalah salah satu tim manajemen yang baik. Tapi, mereka harus banyak melakukan penjualan serta beberapa eksekusi yang harus dilakukan,” kata analis BGC Partners, Colin Gillis.

Secara keseluruhan, pendapatan Blackberry merosot dari US$793 juta atau sekitar Rp10 triliun ke US$660 juta atau Rp8,6 triliun. Angka tersebut jauh di bawah perkiraan analis yakni US$786,4 juta.

Advertisement

Namun, pendapatan software perusahaan tersebut mengalami kenaikan 20 persen dari tahun sebelumnya menjadi US$67 juta atau setara dengan Rp874 miliar.

“Ini adalah awal pertanda baik. Mereka mencari jalan yang lebih baik di tengah tahun fiskal 2016, tapi jelas itu adalah awal yang baik,” kata analis Morningstar, Brian Colello.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif