Soloraya
Minggu, 29 Maret 2015 - 15:11 WIB

BANJIR KLATEN : Hujan Semalam, Tanggul-Tanggul Sungai Dengkeng Klaten Jebol

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi banjir luapan air Sungai Dengkeng (Dok/JIBI/Solopos)

Banjir Klaten kembali terjadi. Hujan deras semalam membuat sejumlah tanggul Kali/Sungai Dengkeng jebol.

Solopos.com, KLATEN — Hujan deras yang mengguyur wilayah Klaten Sabtu (28/3/2015) malam hingga Minggu (29/3/2015) dini hari membuat debit air Sungai Dengkeng meningkat. Akibatnya, tanggul di Sungai Dengkeng serta beberapa anak sungai jebol.

Advertisement

Kondisi itu membuat air membanjiri area persawahan serta permukiman warga. Luapan air terjadi di wilayah Desa Planggu, Kecamatan Trucuk, Klaten. Berdasarkan pantuan Solopos.com di Dukuh Modran, ketinggian air yang membanjiri permukiman mencapai 70 cm, namun terus menyusut hingga Minggu siang. Beruntung, luapan air hanya menggenangi hingga bagian teras rumah warga.

Air juga menerjang wilayah Desa Bawak, Cawas. Setidaknya, perkampungan di dua dukuh desa tersebut kebanjiran yakni Dukuh Bonalan dan Mangkang. Sejumlah rumah warga terendam banjir akibat luapan air Sungai Dengkeng.

Advertisement

Air juga menerjang wilayah Desa Bawak, Cawas. Setidaknya, perkampungan di dua dukuh desa tersebut kebanjiran yakni Dukuh Bonalan dan Mangkang. Sejumlah rumah warga terendam banjir akibat luapan air Sungai Dengkeng.

Salah satu warga Dukuh Mangkang, Suyamdi, 40, mengatakan air mulai menggenangi perkampungan sejak Minggu sekitar pukul 06.00 WIB. Ketinggian air terus meningkat hingga menggenangi rumah yang dihuninya. “Ketinggian air terus meningkat. Tadi sekitar pukul 08.00 WIB air mulai masuk. Beberapa barang sudah saya naikkan,” kata dia saat ditemui di rumahnya.

Suyamdi mengatakan perkampungan di wilayahnya menjadi langganan banjir sejak tujuh tahun ini. Lantaran terjadi setiap tahun, Suyamdi mengaku menyiapkan lokasi darurat berupa loteng yang dibangun di dalam rumah. “Kami persiapkan ketika ada banjir untuk tidur anak-anak. Kalau air semakin meninggi, mengungsi di tempat mbah di samping rumah dengan bangunan lebih tinggi,” ujar dia.

Advertisement

Hal yang sama disampaikan Purwanto, warga Dukuh Modran, Desa Planggu, Trucuk. Tak lancarnya air ditambah penumpukan sampah yang menghambat aliran sungai. Kondisi itu membuat air meluap dan menjebol tanggul. “Ya kalau bisa pintu air ditata lagi,” terangnya.

Sementara itu, berdasarkan data di Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Klaten, tanggul anak Sungai Dengkeng di wilayah Prambanan juga mengakibatkan area persawahan dan permukiman warga di Desa Sengon, Desa Kotesan, dan Desa Cucukan terendam banjir. Tanggul jebol sepanjang 10-15 meter di empat titik.

Di Gantiwarno, tanggul di dua anak Sungai Dengkeng jebol mengakibatkan air menggenangi Desa Kragilan, Desa Ngandong, dan Desa Mutihan. Luapan air akibat jebolnya tanggul itu membuat permukiman warga tergenang air hingga 50 cm.

Advertisement

Di Bayat, sejumlah anak sungai serta Sungai Dengkeng meluap hingga menggenangi beberapa desa di sepanjang tepi sungai. Desa yang kebanjiran diantaranya Paseban, Desa Kebon, dan Desa Talang. Ketinggian air bervariasi yakni 50 cm hingga 1 m.

Kepala Pelaksana Harian BPBD Klaten, Sri Winoto, mengatakan BPBD terus melakukan pendataan terkait jumlah warga yang terdampak dari banjir tersebut. Terkait luapan air di sejumlah wilayah, dia menjelaskan selain akibat curah hujan meningkat, sedimentasi anak sungai serta Sungai Dengkeng membuat air meluber hingga ke permukiman dan persawahan.

“Selain itu beberapa titik tanggul sungai kritis serta sampah yang ada di alur sungai membuat tak lancarnya air yang mengalir,” ujar dia.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif