News
Sabtu, 28 Maret 2015 - 10:10 WIB

SOLOPOS HARI INI : Soloraya Hari Ini: Pelaku Terinspirasi Program Investigasi di Televisi

Redaksi Solopos.com  /  Jafar Sodiq Assegaf  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Halaman Soloraya Harian Umum Solopos edisi Sabtu, 28 Maret 2015

Solopos hari ini memberitakan kabar-kabar terkini di Soloraya.

Solopos.com, SOLO – Kabar lanjutan bentrok di Waduk Cengklik hingga penipuan yang terjadi di Sukoharjo menjadi berita utama halaman Soloraya Harian Umum Solopos hari ini, Sabtu (28/3/2015).

Advertisement

Kabar lain, Peristiwa kebakaran telah menghanguskan kandang sapi dan rumah milik Ngatmi, 50, warga RT 013, Dukuh Jatirejo, Desa Jatibatur, Kecamatan Gemolong, pada Kamis (26/3/2015) sekitar pukul 23.00 WIB.

Simak rangkuman berita utama halaman Soloraya Harian Umum Solopos hari ini, Sabtu (28/3/2015);

BENTROK ANTARWARGA: Polisi Tetapkan Dua Tersangka

Advertisement

Bentrok pemuda antardesa di sekitar Waduk Cengklik, Kecamatan Ngemplak, Boyolali berbuntut penetapan dua tersangka, yakni Fajar Budiyanto, 20, dan Rizal Faozi, 21.

Keduanya merupakan Warga Desa Ngargorejo, Kecamatan Ngemplak, Boyolali. Fajar dan Rizal dijerat Pasal 170 KUHP tentang tindak pidana dengan tenaga bersama melakukan kekerasan terhadap orang atau pengeroyokan dengan ancaman hukuman maksimal tujuh tahun penjara.

Kapolres Boyolali, AKBP Budi Sartono, melalui Kasatreskrim Polres Boyolali, AKP Budiarto, menyatakan keduanya ditetapkan sebagai tersangka setelah terbukti mengeroyok Yulianto alias Lampor, warga Dukuh Tegalrejo Desa Ngesrep, Kecamatan Ngemplak, Rabu (26/3) malam.

“Setelah cukup bukti dan kedua tersangka mengaku memang telah mengeroyok korban, kami langsung tetapkan statusnya menjadi tersangka,” kata dia saat ditemui Espos di ruang kerjanya, Jumat (27/3).

Advertisement

Sebelumnnya, kata dia, polisi telah mengamankan tiga orang yang diduga terlibat dalam aksi pengeroyokan itu. Namun, karena tidak cukup bukti akhirnya teman Rizal dan Fajar itu dibebaskan.

(Baca Juga: Bentrokan di Waduk Cengklik, Polisi Tetapkan 2 Tersangka, Ini Kronologi Tawuran Pemuda Antardesa di Waduk Cengklik, Bentrok Cengklik Libatkan Banyak Orang Luar)

PENDIDIKAN KARAKTER: Mencetak Pramuka Berdaya Saing Global

Setelah sejenak merapikan seragam Pramuka yang dikenakan, Dewa Samudra kemudian memperkenalkan diri. “Nama saya Dewa Samudra. Saya dari SMA Negeri 8 Surakarta,” ujar Dewa yang langsung disambut dengan sapaan hangat dari para anggota Pramuka lain yang Jumat (27/3) siang itu, duduk bersila di hadapannya.

Advertisement

Setelah menjawab beberapa pertanyaan dari teman-temannya itu, Dewa kemudian menunjuk salah satu dari mereka untuk bergantian memperkenalkan diri. Dewa dan beberapa anggota Pramuka itu merupakan delegasi dari beberapa regu Pramuka Penegak SMA/SMK se-Jawa Tengah untuk bergabung dengan tim bakti sosial dalam kegiatan Rover Ranger Scout Competition (RRSC) 2015 yang digelar Pramuka Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Jumat-Minggu (27-29/3). Kegiatan tersebut dipusatkan di Student Center UNS.

Kegiatan bertema Mempersiapkan Pramuka Berdaya Saing Global itu diikuti sebanyak 396 orang yang berasal dari 24 pangkalan sekolah tingkat SMA/SMK se-Jawa Tengah atau sebanyak 22 sangga putra dan 22 sangga putri. Selain itu, Kwarda Jawa Timur juga mengirimkan perwakilannya yaitu dari Kwarcab Blitar.

Menurut Ketua Panitia RRSC 2015, Andri Priyambodo, tema yang diambil dalam penyelenggaraan RRSC kali keempat ini berkaitan dengan revitalisasi Pramuka yang dicanangkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar Pramuka Indonesia juga mempersiapkan diri untuk berdaya saing global. Kegiatan yang juga merupakan bagian dari Dies Natalis ke-39 UNS Solo ini bertujuan mencetak manusia Indonesia berkualitas, kreatif, dan inovatif.

Sehingga serangkaian kegiatan dalam RRSC kali ini, lanjut dia, tidak melulu sekadar perlombaan. Dia menyebutkan ada beberapa giat yang dilangsungkan selama tiga hari penyelenggaraan RRSC, yaitu giat umum, giat rutin, giat wawasan, giat prestasi, giat persaudaraan, dan giat bakti sosial.

Advertisement

TINDAKAN PENIPUAN: Pelaku Terinspirasi Program Investigasi di Televisi

Aksi penipuan penjualan gula pasir oleh dua tersangka yang ditangkap di Pabelan, Kecamatan Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, Rabu (25/3) malam, terinspirasi program investigasi di televisi. Kedua pelaku mengaku nekat menipu karena terbelit utang senilai Rp10,5 juta.

Aksi penipuan dengan modus mengganti gula pasir dengan pasir material bangunan dilakukan kedua tersangka sejak 22 Maret 2015. Kedua tersangka tersebut, yakni Yopi Tri Aji alias Antok, 34, warga Kampung Makam Bregolo RT 004/RW 001, Kecamatan Serengan, Solo dan tersangka Basiyanto, 34, warga Dusun Sokawera, RT 003/RW 002, Desa Sokawera, Kecamatan Jemur, Kabupaten Kebumen (bukan Teguh Hariyanto, warga Kampung Jemur Sukawerah, Kecamatan Kebumen, Solo seperti diberitakan Solopos, Jumat (27/3)), ditahan dan masih diperiksa di Mapolres Wonogiri.

Ditemui Espos di Mapolres Wonogiri, Jumat (27/3), kedua tersangka mengaku baru kali pertama menipu. Hasil yang diperoleh dari tindak kejahatan dibagi berdua untuk membayar utang. “Aksi mengganti gula dengan pasir [saya tiru] dari acara investigasi di televisi,” ujar Yopi.

Warga Solo ini menjelaskan agar calon korban tidak curiga, gula pasir dan pasir dikemas dalam karung plastik yang serupa. Saat menawarkan barang kepada pembeli, Yopi menurunkan karung berisi gula pasir. Gula pasir itu dijual seharga Rp400.000/ karung berisi 50 kg atau lebih murah Rp20.000 dibanding harga normal.

KEBAKARAN: Kandang Sapi dan Rumah Hangus Terbakar

Advertisement

Peristiwa kebakaran telah menghanguskan kandang sapi dan rumah milik Ngatmi, 50, warga RT 013, Dukuh Jatirejo, Desa Jatibatur, Kecamatan Gemolong, pada Kamis (26/3) sekitar pukul 23.00 WIB.

Menurut informasi yang dihumpun Espos, awalnya Ngatmi membakar jerami di dekat kandang sapi yang bersebelahan dengan rumahnya pada Kamis pukul 18.00 WIB. Ngatmi membakar jerami tersebut dengan tujuan menghilangkan nyamuk yang ada di kandang sapi miliknya.

Sesaat setelah itu, Ngatmi memadamkan api di jerami itu dan membiarkannya mengasap. Kemudian Ngatmi tidur, karena merasa api di jerami telah padam. Tanpa disangka-sangka, api di jerami itu semakin membesar dan melalap kandang sapi yang terbuat dari bambu. Tidak hanya itu, api yang terus membesar terus merembet ke rumah Ngatmi.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif