Lifestyle
Sabtu, 28 Maret 2015 - 12:45 WIB

OLGA SYAHPUTRA MENINGGAL : Begini Penyebab Penyakit Meningitis yang Diderita Olga

Redaksi Solopos.com  /  Jafar Sodiq Assegaf  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Foto Olga Syahputra Ini diambil dari salah satu portal berita online dan dibagikan di sejumlah situs jejaring sosial (kaskus)

Olga Syahputra meninggal menyisakan banyak tanda tanya, terutama perihal alasan kematiannya yang belum diumumkan oleh kerabat dekat.

Solopos.com, JAKARTA – Kabar duka datang dari komedian Olga Syaputra. Olga dilaporkan meninggal dunia di Rumah Sakit Mount Elizabeth, Singapura.

Advertisement

Kabar itu pertama kali tersiar melalui Net TV pada Jumat (27/3/2015) malam ini. Dari akun resmi Net TV, @netmediatama.

“Kami keluarga bsr NET TV turut berduka cita atas meninggalnya Olga Syahputra pd pkl 16.17 waktu Jkt #RipOlgaSyahputra.”

Advertisement

“Kami keluarga bsr NET TV turut berduka cita atas meninggalnya Olga Syahputra pd pkl 16.17 waktu Jkt #RipOlgaSyahputra.”

Dikonfirmasi kerabatnya, Olga Syahputra menghembuskan napas terakhirnya pada Jumat (17/3/2015) di Singapura. Pagi ini, jenazah Olga akan diterbangkan dari sana ke Jakarta.

Belum jelas apa penyebab kematian Olga. Namun kuat dugaan radang selaput otak atau Meningitis menjadi penyebab utama kematian Olga.

Advertisement

“Kenapa Olga kena meningitis mungkin karena Olga terlalu capek. Karena begitu hebat dalam bekerja terus makannya juga tidak terlalu baik, jadi dia mual, muntah sakit kepala hebat dan menyebabkan daya tahan tubuhnya turun,” jelas Rubiana dikutip Liputan6.com, Selasa (29/4/2014).

Meningitis adalah radang yang menyerang otak dan sumsum tulang belakang. Menurut ensiklopedia bebas, Wikipedia, Rabu (30/4/2014), mengutip Journal of Neurology, Neurosurgery, and Psychiatry menjelaskan meningitis adalah radang yang dapat disebabkan oleh infeksi oleh virus, bakteri, atau juga mikroorganisme lain, dan walaupun jarang, dapat disebabkan oleh obat tertentu.

Meningitis atau radang selaput otak sendiri merupakan penyakit yang menyerang selaput otak. Penyebabnya beragam, bisa dari virus maupun bakteri seperti bakteri E Coli atau streptococcus. Namun dari hasil penelitian yang dilakukan pada tahun 2010 di beberapa rumah sakit di Indonesia, diketahui bahwa 10 persen penyebab meningitis adalah bakteri pneumokokus.

Advertisement

“Bakteri pneumokokus memang bisa hidup dan diam di tenggorakan 10 persen orang sehat, baik bayi, balita dan individu dewasa. Apabila daya tahan tubuhnya rendah, bakteri tersebut bisa masuk ke dalam tubuh, darah, serta otak dan menyebabkan meningitis,” terang dr Hardiono Pusponegoro, SpA(K), Staf Divisi Syaraf Anak Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM dikutip Solopos.com dari Detik, Sabtu (28/3/2015).

Lantas bagaimana bisa bakteri ini sampai ke otak? dr Sheila Agustini, SpS dari Mayapada Hospital Jakarta Selatan menambahkan faktor risiko meningitis antara lain: Usia, terlalu muda atau terlalu tua, Infeksi di tempat lain semisal telinga, hidung, tenggorokan atau paru-paru, Daya tahan tubuh yang rendah dan paparan asap rokok.

Hanya saja kondisi ini lebih rentan terjadi pada bayi dan anak-anak, sebab daya tahan tubuh mereka yang masih belum kuat. Gejala klinis meningitis yang khas antara lain demam tinggi, sakit kepala, kejang, dan perubahan perilaku.

Advertisement

Masalahnya hampir 50% penderita meningitis akan meninggal, terutama bila didiagnosis dengan derajat sedang dan besar.

“Namun, ketika berada dalam derajat ringan bisa sembuh, tapi pasien mengalami disabilitas. Kalau ingin kembali lagi seperti sebelum terkena meningitis memang agak sulit tapi bukannya tidak bisa kembali normal seperti semula 100%,” tutup dr Sheila dalam kesempatan terpisah.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif