News
Sabtu, 28 Maret 2015 - 05:20 WIB

HOTEL JOGJA : Kamar Naik, tapi Okupansi Turun 20%, Ini Penyebabnya

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi kamar penginapan (detikcom)

Hotel Jogja dari jumlah kamar terus meningkat tetapi okupansi cenderung turun.

Harianjogja.com, SLEMAN-Setiap tahun Hotel di DIY terus bertambah. Sayangnya tingkat hunian kamar justru mengalami penurunan.

Advertisement

Ketua STIPRAM Yogyakarta, Suhendroyono menjelaskan buruknya tata kelola pariwisata seperti di DIY bukan tidak beralasan. Diperlukan peran serta dan kajian dari kalangan perguruan tinggi dalam menyiapkan sumber daya manusia yang memadai.

Ia menilai meningkatnya jumlah hotel seperti di DIY yang cukup signifikan kurang imbang dengan kualitas pengembangan tata kelola pariwisata yang ideal. Hal ini mengakibatkan tingkat hunian hotel-hotel di kota justru mengalami penurunan.

“Perkembangan kamar hotel memang naik lebih dari 300 kamar tapi okupansinya justru turun hingga 20 persen lebih. Persoalan-persoalan semacam ini perlu dikaji karena jelas merugikan pariwisata di DIY,” ujar Suhendroyono yang juga Ketua Himpunan Lembaga Pendidikan Tinggi Pariwisata Indonesia (hildiktipari) ditengah pertemuan akademisi dan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY di Kampus STIPRAM Yogyakarta,
Jumat (27/3/2015).

Advertisement

Ia mengatakan, saat ini belum ada pihak yang fokus dalam mengelola pariwisata DIY maupun di Indonesia. Tata kelola pariwisata Indonesia masih menempati rangking 83 di dunia.

“Sektor tata perjalanan malah di urutan 49 dan kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia di urutan ke-31. Ini bukti perlu dilakukannya perbaikan tata kelola pariwisata nasional,” tambahnya.

Padahal, imbuh Suhendroyono, kondisi berbeda terjadi di negara lain seperti Malaysia, dimana tata kelola pariwisata Malaysia jauh lebih bagus dengan capaian angka kunjungan melebihi Indonesia.

Advertisement

“Karena itulah kita perlu berketetapan mengangkat pariwisata, salah satunya melalui kerjasama perguruan tinggi pariwisata dan PHRI dalam berbagai pengkajian,” imbuhnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif