Jatim
Jumat, 27 Maret 2015 - 04:05 WIB

PERTANIAN JATIM : Harga Gabah Belum Tertopang Kenaikan HPP

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Presiden Joko Widodo menanam padi di Ponorogo, Jumat (6/3/2015). (JIBI/Solopos/Antara/Siswowidodo)

Pertanian Jatim tak terpengaruhi HPP gabah yang ditetapkan Presiden Joko Widodo.

Madiunpos.com, SURABAYA — Petani di beberapa sentra produksi padi Jawa Timur mengeluhkan penurunan harga gabah yang masih belum dapat direm, kendati Presiden Joko Widodo telah menaikkan besaran harga pembelian pemerintah (HPP) gabah dan beras sebesar 10,6%.

Advertisement

Ketua Umum Asosiasi Bank Benih Tani Indonesia (AB2TI) Dwi Andreas Santosa mengatakan gabah kering di beberapa titik seperti Lamongan, Tuban, Nganjuk, dan Pasuruan dihargai lebih rendah dibandingkan tahun 2014 lalu. Padahal, menurutnya, ongkos panen dan buruh petani di Jatim sudah naik mengikuti inflasi.

Kondisi serupa dilaporkan terjadi juga di beberapa sentra produksi gabah di Jawa Tengah, seperti Sragen, Rembang, Brebes, dan Purbalingga. “Berdasarkan laporan jaringan tani kami, di berbagai wilayah terjadi penurunan harga gabah kering sawah yang merugikan petani kecil. Saat harga beras naik awal tahun ini, pemerintah responsnya cepat. Tapi [saat harga gabah turun] tidak,” katanya, Senin (23/3/2015).

Advertisement

Kondisi serupa dilaporkan terjadi juga di beberapa sentra produksi gabah di Jawa Tengah, seperti Sragen, Rembang, Brebes, dan Purbalingga. “Berdasarkan laporan jaringan tani kami, di berbagai wilayah terjadi penurunan harga gabah kering sawah yang merugikan petani kecil. Saat harga beras naik awal tahun ini, pemerintah responsnya cepat. Tapi [saat harga gabah turun] tidak,” katanya, Senin (23/3/2015).

Menurut laporan AB2TI, gabah di Lamongan, Rembang, hingga Brebes saat ini hanya dihargai Rp2.900/kg, sedangkan gabah di gudang Dolog Tuban Rp3.300/kg, di Nganjuk, Pasuruan, Sragen, dan Purbalingga Rp3.100-Rp3.600/kg. “Harga tersebut bahkan lebih rendah dibanding tahun sebelumnya. Di sisi lain, ongkos panen dan buruh naik sampai Rp500/kg di beberapa tempat. Petani sangat dirugikan dan terancam tidak memiliki modal untuk tanam berikutnya.”

Musim Panen
Saat ini, beberapa daerah di Jatim sudah memasuki musim panen. Termasuk di antaranya adalah Kabupaten Ngawi, Tuban, Magetan, Bojonegoro, Madiun, Ponorogo, dan Pasuruan. Produksi rata-rata padi yang ditargetkan di Jatim adalah 5,9 ton/hektare.

Advertisement

Jika dikonversi, produksi gabah kering giling Jatim yang ditarget sejumlah 12 juta ton tersebut setara dengan lebih dari 7 juta ton beras, apabila rendemen yang dihasilkan mencapai minimal 60%.

Petani Gurem
Sementara itu, Dwi menyatakan Instruksi Presiden (Inpres) No.5/2015 soal HPP gabah dan beras—yang baru diteken Jokowi pertengahan pekan lalu—belum merefleksikan keberpihakan pemerintah pusat terhadap petani gurem.

Di dalam Inpres yang diresmikan 17 Maret tersebut, harga pembelian gabah kering panen (GKP) dengan kadar air maksimal 25% dan kadar hampa maksimal 10% dipatok senilai Rp3.700/kg di tingkat petani. Sedangkan di penggilingan harganya Rp3.750/kg.

Advertisement

Adapun, harga beli gabah kering giling (GKG) dengan kadar air minimal 14% dan kotoran maksimal 3% dipatok pada level Rp4.600/kg di penggilingan, dan Rp4.650/kg di gudang Perum Bulog (Persero).

Harga beli beras, di sisi lain, ditentukan senilai Rp7.300/kg di Bulog untuk kriteria kadar air maksimal 14%, butir pecah maksimal 20%, kadar menir maksimal 2%, serta derajat sosoh minimal 95%. “HPP gabah dan beras hanya naik antara 10,6% – 12%, jauh lebih rendah dari total inflasi tiga tahun terkahir sebesar 21,03%. Petani kecil memohon agar pemerintah mempertimbangkan revisi HPP di tingkat petani menjadi minimal Rp4.000/kg,” kata Dwi.

Di awah Harga Jual
Sementara itu, Ketua Asosiasi Petani Pangan Jatim Jumantoro berpendapat idealnya kenaikan HPP gabah dan beras mencapai 15%. Dia mengaku harga gabah di berbagai kabupaten seperti Jember masih di bawah harga jual ke tengkulak.

Advertisement

Harga gabah kering panen (GKP) biasanya dibeli Rp3.800/kg oleh tengkulak, sementara HPP gabah yang diketok pemerintah masih di bawah level tersebut. “Sebenarnya yang kami inginkan [HPP] GKP itu Rp4.000/kg.”

Sekadar catatan, HPP gabah dan beras yang baru mengalami kenaikan dari besaran yang ditentukan di dalam Inpres No.3/2012. Sebelumnya, HPP GKP diketok senilai Rp3.300/kg di petani dan Rp3.350/kg di penggilingan.

Harga beli GKG di petani sebelumnya Rp4.150/kg, sedangkan di Bulog Rp4.200/kg. Sementara itu, harga pembelian beras di gudang Bulog sebelumnya ditentukan senilai Rp6.600/kg.

Kepala Bulog Divisi Regional Jatim belum memberikan berkomentar perihal masih anjloknya harga gabah di tingkat petani. Namun, sebelumnya pemprov telah mengamanatkan agar Bulog Jatim memaksimalkan serapan padi dari petani selama musim panen ini.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif