Soloraya
Jumat, 27 Maret 2015 - 03:10 WIB

PASAR GAWOK SUKOHARJO : Tiga Bulan Tempati Los, Pedagang Burung Emoh Bayar Sewa

Redaksi Solopos.com  /  Septina Arifiani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Aktivitas jual beli terlihat di los khusus pedagang burung di kompleks Pasar Gawok, Gatak, Sukoharjo, Kamis (26/3/2015). (Moh. Khodiq Duhri/JIBI/Solopos)

Pasar Gawok Sukoharjo yang sudah ditempati selama tiga bulan. Pedagang masih saja tak mau membayar uang sewa.

Solopos.com, SUKOHARJO — Puluhan pedagang burung di kompleks Pasar Gawok enggan membayar sewa senilai Rp864.000/tahun kendati sudah tiga bulan menempati los.

Advertisement

Para pedagang tidak takut dengan ancaman Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindagkop) Sukoharjo, A.A. Bambang Haryanto, yang meminta pedagang burung angkat kaki dari los jika tidak mau membayar sewa.

Pantauan Solopos.com, Kamis (26/3/2015), para pedagang masih tetap berjualan di dalam los yang dibangun di kompleks pasar tradisional itu. Para pedagang burung sudah kompak tidak akan membayar sewa los karena dianggap terlalu mahal.

“Kalau saya sih ikut sama keputusan teman-teman. Semuanya sepakat tidak mau bayar karena harga sewanya terlalu mahal,” ucap Basir, salah seorang pedagang pakan burung saat ditemui di lokasi.

Advertisement

Basir mengaku siap angkat kaki dari dalam los jika pengelola pasar menginginkan demikian. Baginya, berjualan di luar pasar sama untungnya dengan berjualan di dalam pasar. “Di dalam atau di luar pasar sama saja. Kami sudah berencana menggunakan lokasi di belakang pasar jika tidak diperkenankan menggunakan los di dalam pasar,” tandasnya.

Hartono, 30, pedagang lainnya mengatakan harga sewa yang ditetapkan memberatkan dirinya. Menurutnya, keuntungan dari pedagang burung tidak seberapa sehingga dia keberatan jika harga sewa los dipatok sebesar itu.

“Pengeluaran pedagang burung itu lebih banyak digunakan untuk membeli pakan. Sekarang harga tiga biji buah pisang saja sudah Rp2.000. Harga ulat mencapai Rp30.000/kg. Harga kroto [telur semut rangrang] mencapai Rp160.000/kg. Kalau burung tidak laku otomatis pengeluaran biaya pakan semakin besar,” terang Hartono.

Advertisement

Lurah Pasar Gawok, Ispatmanto, mengakui belum ada satu pun pedagang burung yang membayar sewa los. Menurutnya, sebetulnya sudah ada beberapa pedagang burung yang berniat membayar sewa los. Namun, pedagang itu urung membayar sewa los setelah mendapat bujuk rayu dari pedagang lain.

“Para pedagang burung sudah kompak tidak ingin membayar sewa los. Sekarang saya masih menunggu keputusan dari Disperindag yang masih berkonsultasi dengan Pak Bupati. Kami belum tahu bagaimana rekomendasi Pak Bupati terkait masalah ini,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif