Soloraya
Jumat, 27 Maret 2015 - 02:10 WIB

KASUS HIV/AIDS KLATEN : Dua Bayi di Klaten Tertular HIV/AIDS

Redaksi Solopos.com  /  Septina Arifiani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - ilustrasi

Kasus HIV/AIDS Klaten menjangkit dua bayi ketika masih berada dalam kandungan sang ibu.

Solopos.com, KLATEN — Dalam dua bulan terakhir, ada dua bayi di Klaten yang tertular HIV/AIDS saat di kandungan. Berdasarkan data dari Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Klaten, pada awal tahun hingga Februari 2015, ada 22 orang pengidap AIDS baru. Dari jumlah itu, dua di antaranya bayi yang tertular pada tahap prenatal karena sang ibu juga terkena HIV/AIDS.

Advertisement

Menurut Pegiat KPA Klaten, Amin Bagus Panuntun, ditemukannya dua bayi yang tertular HIV/AIDS tersebut merupakan peringatan bagi semua pihak agar lebih meningkatkan perhatian pada penyakit tersebut. Terutama dalam hal pencegahannya.

“Temuan penularan HIV/AIDS hingga ke bayi ini menjadi perhatian serius kami. Pencegahan harus segera dilakukan agar penularan virus ke bayi bisa dicegah. Salah satu upaya itu dengan screening test pada ibu hamil,” katanya, Rabu (25/3/2015).

Ia akan bekerja sama dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) Klaten untuk mengadakan screening test. Sebab, dinas juga mendapat instruksi dari Kementrian Kesehatan (Kemenkes) untuk pencegahan penularan HIV/AIDS pada ibu hamil.

Advertisement

“Setelah surat dari Kemenkes turun, kami dengan Dinkes akan melakukan tes pada ibu hamil dan bidan. Petugas kesehatan juga dinilai rentan terkena penularan HIV ketika menangani pasien. Jika semua itu diketahui lebih awal, risiko penularannya bisa dicegah. Data mereka juga akan kami rahasiakan,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit (P2P) Dinkes Klaten, Herry Martanta, mengatakan screening test HIV/AIDS untuk ibu hamil dan petugas kesehatan sifatnya sukarela. Namun, Dinkes akan berupaya mengajak masyarakat dengan sosialisasi kepada kelompok ibu hamil melalui Puskesmas.

“Tes itu sifatnya sukarela dan mengajak masyarakat untuk ikut mencegah penularan HIV/AIDS. Jadi, kami tidak memaksa ibu hamil untuk mengikuti pemeriksaan itu. Ketika ibu hamil mau untuk dites, maka diadakan rangkaian tes cepat yang terdiri atas tiga tahap,” katanya, Kamis (26/3/2015).

Advertisement

Herry menambahkan upaya itu untuk menguak fenomena gunung es pengidap HIV/AIDS. Ia ingin mengajak masyarakat untuk peduli pada kesehatannya sehingga lebih mudah untuk pengobatan dan pencegahan. Sebab, dari temuan kasus bayi yang tertular HIV/AIDS dari ibunya, si ibu tidak tahu jika ia terkena HIV/AIDS.

“Dari temuan kasus bayi pengidap HIV/AIDS di Klaten, ibu hamil yang tertular tidak mengetahui jika ia terkena virus itu. Sedangkan sang suami juga tidak mengetahui dari mana asal mula penyakit tersebut,” tuturnya.

Ia menyatakan screening test HIV/AIDS akan dilakukan oleh tim Voluntary Counseling and Testing (VCT) dari Dinkes tanpa dipungut biaya. Pelayanan pemeriksaan itu juga ada di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) dr. Soeradji Tirtonegoro, Balai Kesehatan Paru Masyarakat, Rumah Sakit Jiwa Daerah (RSJD) Soedjarwadi, dan Puskesmas Jogonalan I.

Advertisement
Kata Kunci : KASUS HIV/AIDS KLATEN
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif