News
Jumat, 27 Maret 2015 - 13:45 WIB

HEBOH POLISI MARAHI SOPIR TRANSJAKARTA : Tilang Busway, Begini Cerita Lengkap versi Polisi

Redaksi Solopos.com  /  Jafar Sodiq Assegaf  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Video polisi tilang bus Transjakarta yang diunggah akun SevenMediaTV di Youtube. (Youtube)

Heboh polisi marahi sopir Transjakarta mengundang reaksi keras dari netizen. Polisi tengah mengungkap identitas penyerobot jalur busway.

Solopos.com, JAKARTA – Publik dunia maya (netizen) dihebohkan oleh beredarnya video oknum polisi marahi sopir bus Transjakarta. Dalam video itu, polisi tampak membela pengendara motor yang memasuki jalur busway.

Advertisement

Video ini kali pertama beredar di Facebook. Rekaman yang berasal dari kamera amatir ini lantas diunggah akun Ipanase Megison di situs berbagi video Youtube.

Dalam video tampak seorang oknum polisi tiba-tiba mendatangi sopir bus Transjakarta dan marah-marah. Entah apa penyebabnya, Polisi terlihat kesal dengan sopir tersebut.

Advertisement

Dalam video tampak seorang oknum polisi tiba-tiba mendatangi sopir bus Transjakarta dan marah-marah. Entah apa penyebabnya, Polisi terlihat kesal dengan sopir tersebut.

Melihat hal ini, penumpang busway lantas meneriaki sang polisi. “Yang salah motor, yang salah motor pak. Ayo kita ke Polda ramai-ramai,” teriak salah satu penumpang yang ada dalam bus bernomor TJ 0149 tersebut.

Penumpang geram lantaran pihak yang harusnya disalahkan adalah pengendara motor lantaran menyerobot jalur busway. Anehnya, si pengendara motor yang juga ada di dalam bus malah membela diri.

Advertisement

Irvan mengatakan, saat itu seorang pengendara sepeda motor mendatangi pos polisi yang berada di Koridor 9 Pinang Ranti-Pluit. Pria bertubuh tegap dengan kaos hitam dan celana pendek itu, kata Irvan, melaporkan bahwa dirinya hampir tewas ditabrak oleh bus Transjakarta.

“Tak lama kemudian, orang itu menghentikan bus. Kemudian terjadi percakapan yang bikin macet,” imbuh Irvan di Polda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (26/3/2015).

Dia menuturkan, sang polisi yang diketahui bernama Brigadir M yang sedang mengatur lalu lintas 50 meter di belakang lokasi kejadian lalu menghampiri Aipda K untuk mengetahui penyebab kemacetan tersebut.

Advertisement

Karena yang terdengar dari si pengendara motor adalah laporan kecelakaan lalu lintas, Brigadir M naik ke bus dan meminta sopir menunjukkan surat-surat kendaraan dan izin mengemudinya.

Jalur Mixed Traffic

Namun, tutur dia, sopir itu tak dapat menunjukkan surat-suratnya. Sang sopir beralasan surat tersebut ditinggal di kantornya.

Advertisement

Irvan menjelaskan, ada jalur mixed traffic yang berada 70 meter di belakang lokasi keributan. Jalur yang biasanya dicat merah itu dapat dilalui semua kendaraan pribadi. Menurut Irvan, jika kecelakaan terjadi di titik itu, pengendara motor dinyatakan tak melanggar peraturan lalu lintas.

Namun, kata dia, jika kecelakaan terjadi di jalur khusus bus Transjakarta, pengendara sepeda motor dinyatakan bersalah dan melanggar peraturan. “Kami masih dalami apakah kejadian ini di mixed traffic atau sebelumnya,” terang Irvan.

Ia melanjutkan, penumpang beramai-ramai meneriaki dan mendesak Brigadir M dengan kata-kata yang berbau hujatan. Brigadir M yang naik pitam lalu menggertak seisi bus agar penumpang dapat bersikap kooperatif.

Aipda K yang melihat situasi tersebut juga segera melapor ke Mapolda Metro Jaya dan laporan tersebut segera ditindaklanjuti oleh Komandan Pleton Gatur Ipda Supono, yang saat itu sedang berjaga.

Saat tiba di lokasi, Supono meminta penjelasan duduk perkaranya dan memastikan kondisi si pengendara motor dalam keadaan baik-baik saja. Sesudah itu, Supono meminta pengendara motor dan sopir bus untuk menyudahi ketegangan tersebut.

“Terjadi satu keriuhan oleh penumpang yang kemudian terucap kata-kata tidak terpuji dari Brigadir M. Yang mengatakan ‘Saya berhak’ dan ‘Silahkan keluar’. Setelah itu, Pak Supono naik ke dalam bus untuk meng-clear-kan masalah,” jelas dia.

“Kemudian Pak Supono bilang ‘Kalau tidak ada korban materi dan luka-luka, silakan kembali lanjutkan perjalanan’. Pengendara motor dan sopir bus tersebut akhirnya setuju berdamai,” pungkas Irvan.

Irvan menyatakan, hingga kini kepolisian belum berhasil mengetahui identitas si pengendara dan belum berhasil berbicara dengan pihak Transjakarta baik secara langsung dengan pengemudi berinisial J tersebut, maupun lewat pimpinan PT Transportasi Jakarta.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif