News
Jumat, 27 Maret 2015 - 09:30 WIB

EARTH HOUR 2015 : Ingin Dukung Konservasi Alam? Ini Caranya

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Matikan Lampu 60 Menit Dikampanyekan di Car Free Day Solo pada Maret 2014 lalu. (Sunaryo Haryo Bayu/JIBI/Solopos)

Earth Hour 2015 dirayakan Sabtu besok. Berikut cara berpartisipasi dalam Earth Hour.

Solopos.com, JAKARTA – Earth Hour tahun 2015 ini dirayakan dengan mematikan lampu selama satu jam yakni pada Sabtu (28/3/2015) pukul 20.30 WIB-21.30 WIB.

Advertisement

“Mematikan lampu menjadi simbol perjuangan untuk lingkungan yang lebih baik. Pesan kali ini Change for Climate Change, mari kita berubah untuk menghadapi perubahan iklim,” kata Direktur Komunikasi dan Advokasi WWF-Indonesia Nyoman Iswarayoga di Jakarta, Jumat (27/3/2015).

Aksi ini, lanjutnya, juga bisa dilakukan siapa saja. Tidak harus komunitas lingkungan karena secara individu masing-masing dapat terlibat untuk menciptakan lingkungan yang lebih baik dengan mematikan lampu mendukung kampanye Earth Hour.

Lambang 60+ pada kampanye Earth Hour, menurut dia, memiliki arti lebih sesuai tanda plus di belakangnya. Kegiatan tidak sebatas mematikan lampu selama satu jam, tetapi ada banyak kegiatan lain seperti ikut mendukung kegiatan konservasi hingga mengubah gaya hidup yang lebih ramah lingkungan.

Advertisement

“WWF maunya semua individu turun ke lapangan pada perayaan Earth Hour nanti. Tapi dukungan publik juga bisa diberikan secara online dengan memilih sendiri program konservasi apa yang ingin didukung,” ujar dia.

Kali ini fokus program konservasi mangrove, terumbu karang, dan penyu dilakukan di tujuh daerah, dan publik dapat melakukan dukungan melalui laman indokasih.com.

Sedangkan gerakan perubahan gaya hidup dapat diikuti publik dengan menandatangani sikapnya di laman change.org/indonesia dengan melakukan tiga prinsip utama yakni mengenal, mencari tahu, serta memahami latar belakang produk sebelum mengonsumsinya.

Advertisement

“Dengan mengenal, mencari tahu, serta memahami tentang latar belakang produk yang dikonsumsi tentu turut menentukan ketahanan dan kerentanan bumi terhadap dampak perubahan iklim,” ujar Nyoman.

Earth Hour di Indonesia pertama dilakukan tahun 2009. Pada 2015, setidaknya ada 30 kota yang berpartisipasi dari gerakan ini, di antaranya Aceh, Padang, Medan, Palembang, Pekanbaru, Lampung, Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Bandung, Cimahi, Solo, Yogyakarta, Surabaya, Malang, Kota Baru, Sidoarjo, Kediri, Denpasar, Mataram, Pontianak, Palangka Raya, Banjarmasin, Balikpapan, Samarinda, Palu, dan Makassar.

Earth Hour yang diinisiasi di Sydney, Australia, yang memasuki tahun ke-7 di dunia berkembang dari satu kota menjadi 7.000 kota, dan dari satu negara menjadi 162 negara hingga menjadi kampanye lingkungan hidup global terbesar.

Dalam perhitungan yang pernah dilakukan sebelumnya apabila 10 persen penduduk Jakarta berpartisipasi dalam Earth Hour, mematikan listrik selama satu jam, dapat menghemat konsumsi listriknya sebesar 300 MWh atau setara dengan mematikan satu pembangkit listrik. Wow!

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif