Soloraya
Jumat, 27 Maret 2015 - 07:30 WIB

DEMAM BATU AKIK : Lagi! Ladang Baru Batu Lavender Muncul di Sukoharjo

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kalis Dwi Saputra, 17, menunjukkan batu akik lavender dan batu lavender mentah di rumahnya di Tegalmojo RT 001/RW 002, Kedungsono, Bulu, Sukoharjo, Kamis (26/3/2015). (Rudi Hartono/JIBI/Solopos)

Demam batu akik membuat orang mencari ladang baru. Sebelum heboh Gunung Bapang, ada situs batu lavender baru yang belum dikenal.

Solopos.com, SUKOHARJO — Potensi ketersediaan batu mulia jenis lavender yang tersembunyi di Desa Kedungsono, Kecamatan Bulu, Kabupaten Sukoharjo, dinilai sangat besar. Selain di Gunung Bapang, batu lavender juga terdapat di Gunung Ploso Garut yang berada tak jauh dari Gunung Bapang.

Advertisement

Bahkan, batu mulia di Gunung Ploso Garut dekat Dukuh Tegalmojo, Desa Kedungsono, Bulu, Sukoharjo, diduga menyimpan batu mulia jenis lain. Beredar kabar warga Dukuh Tegalmojo berhasil mendapatkan batu mulia berwarna biru cerah.

Seiring berkembangnya informasi itu, banyak pehobi batu akik yang mengincar batu lavender dari kedua gunung tersebut. Mereka berani membeli batu lavender khas Gunung Bapang dan Gunung Ploso Garut senilai jutaan rupiah untuk beberapa pecahan batu lavender.

Kepala Desa Kedungsono, Supriyadi, saat ditemui Solopos.com di kantornya, Kamis (26/3/2015), mengatakan situs ini ditemukannya dua pekan sebelum penemuan batu lavender di Gunung Bapang dekat Gunung Gajah Mungkur. Gunung Ploso Garut berjarak 300-500 meter dari Gunung Bapang.

Advertisement

Lahan yang tersimpan batu mulia merupakan lahan milik perorangan. Terdapat lebih dari lima spot atau lokasi penggalian di gunung itu. Supriyadi menginformasikan sudah banyak yang mengeksplorasi batu mulia. Kebanyakan dari mereka adalah pemilik lahan dan warga Tegalmojo.

Berdasar informasi yang dia dapat ada warga yang berhasil mendapatkan bongkahan batu biru terang yang sangat cantik. Namun, batu tersebut hanya berukuran kecil. Kendati demikian menurut Supriyadi temuan itu menunjukkan ada batu mulia jenis lain di gunung tersebut.

“Tidak menutup kemungkinan area di sekitar kedua gunung itu terdapat batu mulia. Tapi memang belum ada penelitian secara ilmiah,” kata Supriyadi.

Advertisement

Lebih lanjut dia mengatakan lokasi temuan batu lavender di Gunung Bapang merupakan lahan hutan lindung milik negara. Dia membenarkan saat ini baik jalur menuju lokasi dan lokasi penggalian ditutup sementara. Penutupan dilakukan atas pertimbangan keamanan warga setempat. Menurut Supriyadi penambang batu lavender yang kebanyakan warga luar Sukoharjo tidak memperhatikan keselamatan orang lain.

“Pernah terjadi insiden. Saat itu penambang membuang limbah batu yang digalinya secara asal-asalan. Akibatnya batu sebesar kepala manusia dewasa itu menggelinding dan jatuh hampir mengenai rumah warga. Kalau kena orang cari rumput pasti akibatnya akan fatal,” ulas Supriyadi.

Kalis Dwi Saputra, 17, anak pemilik lahan di Gunung Plos Garut yang terdapat batu lavender, saat ditemui Solopos.com di rumahnya, Tegalmojo RT 001/RW 002, mengatakan hampir setiap hari, bapaknya, Sugimin, 70, mencari batu lavender. Kadang dia juga ikut.

Dia mengatakan lokasi yang digali Sugimin berjarak lebih dari 1 km dari permukiman warga. Dia mengaku bapaknya telah menjual beberapa bongkah batu lavender seharga Rp1 juta. “Banyak yang datang ke rumah menawar batu-batu kami. Batu kecil yang sudah terbentuk [akik] ditawar Rp350.000/buah,” kata Kalis.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif