News
Rabu, 25 Maret 2015 - 15:10 WIB

DEMAM BATU AKIK : Festival Tutup, Pedagang Obral Batu Akik hingga Rp5.000

Redaksi Solopos.com  /  Jafar Sodiq Assegaf  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Foto ilustrasi (JIBI/Solopos/Antara/Rudi Mulya)

Demam batu akik di Festival Batu Akik Nusantara mengurai kisah unik. Pedagang terpaksa banting harga lantaran banyak batu akik yang belum terjual.

Solopos.com, GORONTALO – Ada kisah unik di balik pergelaran Festival Batu Akik Nusantara yang berlangsung di Gorontalo, Rabu-Senin (18-23/3/2015). Lantaran tak mau merugi, banyak pedagang batu akik yang rela melepas daganyannya dengan harga murah.

Advertisement

Dilansir kantor berita Antara, Selasa (24/3/2015), obral besar-besaran batu akik setelah Festival Batu Akik Nusantara di Gorontalo terbilang mencengangkan. Pedagang yang tak mau rugi membanting harga hingga Rp5.000 untuk batu yang belum habis terjual.

“Kami terpaksa mengobralnya karena pedagang lain mulai menurunkan harga mulai kemarin. Tadinya diobral sepuluh ribu, tapi malam ini cukup lima ribu saja,” ungkap Isal, salah seorang pedagang di pameran tersebut.

Abdul Wahab Nasaru, salah seorang pedagang, mengungkapkan bahwa penurunannya harga batu akik disebabkan oleh penjualan selama festival yang dinilai sangat tidak bergairah. Pengunjung yang datang memang ramai, tetapi hanya melihat-lihat saja. Ia pun menuturkan bahwa omsetnya kali ini menurun drastis dibanding festival dan pameran beberapa waktu lalu.

Advertisement

Ketidakgairahan yang terjadi pada festival tersebut disinyalir karena pemerintah tidak mempersiapkan festival dengan baik. Buktinya, menurut Abdul, panitia membiarkan masuknya batu sintesis dan dijual murah. Hal ini merugikan masyarakat, karena kebanyakan dari mereka tidak tahu mana batu akik asli atau sintesis.

Dengan banting harga yang dilakukan para pedagang lokal dan daerah lain seperti Maluku Utara, Lampung, dan Banjarmasin tersebut, membuat para pengunjung bisa memboyong pulang hingga dua bongkahan batu akik, Selasa (24/3/2015).

Meskipun banyak terjadi hal-hal kontra, festival yang juga diikuti oleh pedagang negara seperti Malaysia dan Brunei Darussalam diklaim oleh katu panitia bahwa nilai transaksi batu akik saat acara berlangsung sekitar Rp11 Miliar, termasuk transaksi produk kuliner dan barang lain dalam pameran.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif