SOLOPOS.COM - ilustrasi (JIBI/dok)
Pembangunan pasar Klaten akan dianggarkan oleh pemkab dengan total dana mencapai Rp9,85 miliar.
Solopos.com, KLATEN – Tahun 2015 Pemkab Klaten akan merenovasi pembangunan tiga pasar tradisional di tiga kecamatan. Dana renovasi itu dianggarkan Rp9,85 miliar yang bersumber dari APBD Klaten dan APBD Provinsi Jawa Tengah.
Menurut Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (Disperindagkop dan UMKM) Klaten, Sugeng Haryanto, tiga pasar itu adalah Pasar Minggiran di Karangdowo, Pasar Srago di Klaten Tengah, dan Pasar Desa Keden di Pedan. Dari total dana itu, Rp8,85 miliar merupakan dana APBD Kabupaten, sisanya dari APBD Provinsi Jateng.
“Dana pembangunan Pasar Minggiran senilai Rp3,5 miliar untuk membuat kios dan los. Sedangkan Pasar Srago mendapat dana dari APBD Kabupaten Rp4,5 miliar dan Rp1 miliar dari APBD Provinsi untuk pembangunan kios, los, musala, dan ruangan fasilitas umum,” katanya, Senin (23/3/2015). Sementara dana renovasi Pasar Keden diambil dari APBD senilai Rp850 juta untuk pembangunan los.
Khusus untuk Pasar Minggiran, lanjut dia, lantai pasar akan ditinggikan 1 meter karena jalan raya di dekat pasar itu lebih tinggi daripada bangunan pasar. Itu menyebabkan pasar selalu tergenang air saat hujan deras karena air dari jalan raya masuk ke dalam pasar.
Sugeng menambahkan pembuatan detail engineering design (DED) diperkirakan selesai bulan ini, April 2015 diadakan lelang proyek, Mei 2015 direncanakan bisa mulai pembangunannya. Ia menargetkan pembangunan tiga pasar itu bisa selesai Oktober 2015.
“Kami berharap proses lelangnya lancar sehingga pasar bisa segera dibangun. Tapi, kalau saat lelang ada penyanggahan, bisa lebih lama sehingga pembangunannya mundur,” ujarnya.
Terkait pasar lain yang memerlukan perbaikan, ia menyatakan akan merenovasi secara bertahap. Sementara ini, ia hanya bisa memperbaiki secara berkala jika ada bagian bangunan yang rusak.
“Kami tetap berupaya memperbaiki kondisi seluruh pasar di Kabupaten Klaten agar lebih bagus dan nyaman. Namun, kembali lagi ke permasalahan adalah keterseidaan dana sehingga pengajuannya bertahap,” imbuh Sugeng.