SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Dok)
Razia PGOT Solo menjaring 21 orang. Mereka langsung dimandikan, diberi pakaian, dan diberi makan.
Solopos.com, SOLO – Tim gabungan Satpol PP se-Kota Solo menjaring 21 pengemis gelandangan dan orang telantar (PGOT) dalam Operasi Psikotik, Senin (23/3/2013).
Setelah diperiksa, 13 orang di antara mereka terindikasi psikotik [menderita gangguan jiwa], 7 lainnya gelandangan dan pengemis dari luar kota.
Dalam operasi gabungan kali ini tim Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Solo bekerja sama dengan Griya Palang Merah Indonesia (PMI) dan Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kota Solo. Tim juga melibatkan para Linmas se-Kota Solo yang menjadi ujung tombak dalam penertiban tersebut.
Anggota Satpol PP Kota Solo yang turun ke lapangan, Wisnu Wardhana, Senin, mengatakan ketika dijaring, rata-rata dalam kondisi, kotor, lusuh, compang-camping, dan bau.
Menggunakan mobil patroli Satpol PP, kata dia, mereka langsung diangkut ke gedung bekas Puskesmas Banjarsari di seberang SMP 4 Solo. Sesampainya di sana, mereka langsung dimandikan, diberikan pakaian pantas pakai, dipangkas rambutnya, dan diberi makan siang.
“21 Orang itu total dari 5 Kecamatan se-Kota Solo. Harapannya ini sudah benar-benar bersih. Ada 1 orang gelandangan dari Pacitan yang sudah berkali-kali kami pulangkan ke daerah asalnya. Tapi kok ya masih aja balik lagi. Ada yang dari Jebres, Nusukan, Sukoharjo, Wonosobo, Blitar, dan Ngawi,” kata dia.
Hasil pemeriksaan tim medis RSJD Solo, 6 orang positif masuk rawat inap RSJD Solo. Sementara sisa 7 orang psikotik lainnya hanya membutuhkan rawat jalan. Perawatan 7 orang psikotik rawat jalan diserahkan kepada Griya PMI Peduli Solo.
Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Solo, Sutarja, saat ditemui