Krisis Yaman membuat AS menarik pasukan mereka dari negara tersebut.
Solopos.com, WASHINGTON – Amerika Serikat (AS) menarik pasukan dari Yaman menyusul memburuknya situasi keamanan di negara itu. Tentara yang dievakuasi termasuk sekitar 100 anggota pasukan khusus.
Dilansir Reuters, Minggu (22/3/2015), terakhir mereka ditugaskan di pangkalan udara al-Annad. Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Jeff Rathke, mengatakan semua staf yang tersisa untuk sementara dipindahkan karena memburuknya situasi. Washington selama bertahun-tahun telah meluncurkan serangan pesawat tak berawak dalam memerangi kelompok Al Qaeda di Yaman.
Terjadi peningkatan aksi kekerasan yang dilancarkan kelompok bersenjata termasuk dari pemberontak Houthi, al-Qaeda dan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Yaman. Dikutip dari bbc.com penarikan pasukan AS dari pangkalan udara al-Annad dilakukan setelah serangan pejuang al-Qaeda di kota terdekat, al-Houta. Sebelumnya, AS juga menutup kedutaan di Sanaa pada Februari lalu setelah pemberontak Houthi mengambil alih kota.
“Tidak ada solusi militer untuk krisis Yaman saat ini,” ujar Jeff Rathke.
Presiden Yaman, Abd-Rabbu Mansour Hadi, pada Jumat (20/3/2015) menuntut pemberontak menarik diri dari Sana’a dalam pidato di televisi pertama sejak melarikan diri dari kota itu. Segera setelah pidatonya, Houthi menyerukan mobilisasi pasukan melawan orang-orang yang setia kepada presiden.
Selain menghadapi pemberontak Houthi, kelompok al-Qaeda di Semenanjung Arab (AQAP) memiliki basis di negara itu. Yaman juga harus bergelut memerangi keberingasan ISIS. Dalam aksi terbaru, ISIS mengklaim serangan bunuh diri di dua masjid Houthi di ibukota Yaman, Jumat (20/3/2015). Sebanyak 137 orang tewas akibat serangan itu.