News
Minggu, 22 Maret 2015 - 07:00 WIB

Mengintip Isi Moko, Mobile Minimarket Antarkota Antarpropinsi

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Mobil toko (moko) terparkir di dalam kawasan taman depan Benteng Vastenburg Jl. Slamet Riyadi, Solo, Jumat (20/3/2015) malam. (Kharisma Dhita Retnosari/JIBI/Solopos)

Mobile minimarket menjadi cara baru jaringan retail modern dalam mengembangkan pasar.

Solopos.com, SOLO — Mobile minimarket menjadi fasilitas baru berbelanja yang menawarkan cara lebih praktis untuk berbelanja. Di Solo, mobile minimarket pun menarik perhatian publik untuk merasakan sensasinya.

Advertisement

Malam semakin larut. Jarum jam menunjukkan pukul 22.30 WIB. Rintik gerimis Jumat (20/3) seakan tak menyurutkan langkah sejumlah pengguna Jl. Slamet Riyadi Solo untuk datang mendekat ke sebuah mobil bercat dasar merah cerah dengan deretan rak display beraneka macam produk waralaba di dalamnya.

Terparkir di dalam kawasan taman depan Benteng Vastenburg [di seberang Bank Indonesia] Solo, mobil sejenis van yang dilengkapi dengan anak tangga dan dua buah kursi lipat tersebut begitu unik dan memikat perhatian.

“Unik sih, enggak perlu jauh-jauh cari warung untuk cari cemilan, apalagi kalau sudah larut malam seperti ini,” ungkap Anton, 25, salah seorang pembeli yang mengaku hanya mampir membeli kacang atom dan baru pertama kali mengetahui keberadaan mobile minimarket tersebut.

Advertisement

Moko [mobil toko], demikian Robert Kusdian, 21, menyebutnya. Robert adalah salah seorang karyawan khusus Moko Alfamart yang sehari-hari bertugas melayani pembeli di Moko Alfamart. Secara umum tak ada yang berbeda dari display rak dalam mobil ini dengan display gerai waralaba pada umumnya.

“Sama saja, hanya karena kita pakai mobil, jadi stok varian produknya terbatas. Moko beroperasi berpindah-pindah dari kota ke kota, bahkan lintas propinsi. Kami enggak pasti, tergantung kota mana yang sedang ada event. Selebihnya iya hampir tiap week end di sini [taman kota depan Benteng Vastenburg],” kata Robert.

Menurut Robert, lebih banyak suka daripada dukanya bekerja di moko. Dia senang bisa bergerak dari satu lokasi keramaian ke lokasi keramaian lainnya. “Kalau hanya stay di dalam ruangan kan bosan, suntuk. Enggak enaknya kami ditarget sekian persen penjualan.”

Advertisement

Namun karena bekerja di Moko, Robert pernah juga terpaksa tidur dalam mobil ketika sedang berada di lokasi yang jauh dari fasilitas penginapan. Saat itu sedang hujan deras dan sudah larut malam sedangkan dia dan rekan-rekannya berada di Pacitan untuk pulang ke garasi Alfamart Delanggu, Klaten.

“Terpaksa mencari tempat parkir yang sekiranya aman, lalu tidur di kabin mobil hingga pagi. Untungnya iya pada waktu itu enggak terjadi apa-apa, aman,” kata Robert, Jumat.

Moko baru beroperasi sejak September 2014. Hingga Maret, Moko sudah berjualan mengelilingi 10 kota di Propinsi Jawa Tengah dan DIY, yakni Solo, Pacitan, Madiun, Sragen, Ngawi, Boyolali, Magelang, Karanganyar, Kulonprogo, dan Jogja.

“Sampai sekarang memang baru di dua propinsi itu. Di mana ada event, di situ kami datang. Kalau ngepasi enggak ada event iya kami posisikan di titik-titik keramaian di pusat kota. Pokoknya jangan sampai enggak ada yang datang membeli,” ungkap Andi sambil tersenyum.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif