Pembangunan Boyolali terhambat karena lelang proyek fisik molor dari jadwal.
Solopos.com, BOYOLALI – Satuan kerja perangkat daerah (SKPD) di Boyolali harus mengulang penyusunan detail engineering design (DED) yang disesuaikan dengan perubahan indeks koefisien harga bangunan dan jalan yang diterbitkan Kementerian Pekerjaan Umum (PU) awal tahun ini.
Hal itu mengakibatkan lelang proyek fisik tahun 2015, khususnya proyek jalan di Boyolali dipastikan molor.
Menurut Kepala Unit Layanan Pengadaan (ULP), Insan, Boyolali adalah kabupaten pertama yang mulai menerapkan ketentuan baru dari Kementerian PU. Konsekuensinya, lelang proyek fisik tahun ini molor.
Dia mencontohkan, Dinas Pekerjaan Umum dan ESDM (DPU dan ESDM) biasanya sudah melelang 40-an paket proyek di setiap triwulan pertama.
Namun hingga akhir pekan lalu, DPU baru melelang tiga paket proyek dan masih ada enam paket jalan yang akan dilelang. Padahal tahun ini DPU dan ESDM punya sekitar 319 paket.
“Seperti diketahui, perencanaan proyek tahun ini dibuat setelah perubahan anggaran 2014. Setelah harga BBM naik, ada evaluasi perencanaan. Begitu siap dilelang awal tahun, ternyata dari Kementerian PU ada perubahan indeks koefisien harga bangunan dan jalan,” kata Insan, saat ditemui