News
Sabtu, 21 Maret 2015 - 09:30 WIB

ONE DIRECTION VS AFC CUP : Pemkot Solo: Stadion Tidak Boleh untuk Konser

Redaksi Solopos.com  /  Evi Handayani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pelatih Persis Solo, Aris Budi Sulistyo (tengah), memberi pengarahan kepada pemain saat latihan di Stadion Sriwedari, Solo, beberapa waktu lalu. JIBI/Solopos/dok

One Direction vs AFC Cup menjadi perbincangan hangat.

Solopos.com, SOLO — Kekisruhan yang terjadi di antara fans boyband One Direction dan suporter Timnas Indonesia memunculkan twitwar dengan tanda pagar (tagar) #SaveGBK dan #OneDirectionJ****k. Tagar tersebut menjadi trending topic Twitter beberapa hari lalu.

Advertisement

Terkait dengan polemik tentang penggunaan Stadion Gelora Bung Karno (GBK) untuk konser One Direction pada 25 Maret 2015 mendatang, ada wacana pemindahan venue untuk Asian Football Confederation (AFC) U-23 Grup H, ke Solo, seperti Stadion Sriwedari dan Lapangan Kota Barat. [Baca juga: 3 Stadion Ini Dilarang untuk Konser Musik]

Sehubungan soal wacana pemindahan venue AFC Cup ke beberapa tempat olahraga di Solo, Kepala UPTD Sarana dan Prasarana Olahraga, Heru Prayitno, menjelaskan, tiga tempat di Solo, yaitu Gelora Manahan, Stadion Sriwedari, dan Lapangan Kota Barat tidak boleh untuk konser.

“Ini terkait dengan Peraturan Daerah (Perda) No. 9/2011 tentang Retribusi Daerah, ada tiga beberapa tempat yang dilarang untuk konser. Seperti Stadion Manahan, Sriwedari, dan Kota Barat. Perda ini sudah disahkan. Untuk Manahan sendiri sebenarnya sudah ada pelarangan konser sejak Februari 2009, saat Wali Kota Pak Jokowi,” jelas Heru Prayitno dalam segmen Obrolan Soloraya dengan tema Stadion Haram untuk Konser, di Soloposfm, Kamis (19/3/2015).

Advertisement

Mengenai alasan, Heru Prayitno menjelaskan bahwa santle ban atau lintasan untuk lari dan rumput yang ada di Gelora Manahan, Stadion Sriwedari, dan Lapangan Kota Baru tidak boleh diinjak dengan jenis sepatu yang sembarangan. Santle ban memerlukan perawatan cukup sulit dan biaya yang banyak.

“Karena santle ban-nya tidak boleh diinjak oleh sembarangan sepatu. Kalau diinjak dengan sepatu olahraga atau sepatu atletik malah enggak masalah. Kalau sepatu seperti high heels atau yang lain, bisa merusak santle ban,” ujar Heru Prayitno.

“Santle ban ini mahal, karena sudah standar internasional. Tidak hanya santle ban, tapi juga rumputnya. Rumputnya punya karakteristik tersendiri. Kalau diinjak-injak, untuk mengembalikannya butuh waktu lama dan biaya mahal. Karena rumput ini jenis untuk golf, sehingga akan lebih memungkinkan untuk sepak bola,” lanjut Heru.

Advertisement

Heru Prayitno juga mengaku Pemerintah Kota (Pemkot) Solo tidak antikonser musik, hanya memang ada peraturan tersendiri bagi pihak yang ingin mengadakan konser di Solo. [Baca: Pengelola GBK Akui One-D Pesan 2 Tahun Lalu]

“Pemkot tidak alergi terhadap konser musik, ya. Tapi memang ada peraturan tersendiri untuk konser. Boleh mengadakan konser di luar stadion, seperti di parkiran. Lalu berhenti saat azan berkumandang, acara tidak boleh berlangsung lebih dari pukul 22.00 malam, penonton tidak lebih dari 10.000, sound system tidak diarahkan ke permukiman penduduk, dan tiang pancang tidak lebih dari empat meter,” jelas Heru.

Terkait dengan wacana pemindahan lokasi AFC Cup yang sedianya akan digelar pada 27-31 Maret 2015 tersebut ke Solo, Heru mengaku Pemkot Solo senang jika bisa memberi solusi atau win solution atas polemik konser One Direction dan AFC Cup. [Baca: Solo Jadi Alternatif Lokasi AFC U-23 yang Terancam Digusur Konser One Direction]

“Kami sangat senang dan merupakan suatu kehormatan jika Solo menjadi tempat untuk AFC U-23,” kata Heru.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif