News
Kamis, 19 Maret 2015 - 15:00 WIB

TEROR ISIS : Anggota ISIS dan Warga China Masuk Kelompok Poso

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sejumlah personil Brimob bersiaga dalam operasi penangkapan dua orang terduga kelompok radikal, di kelurahan Kanyamanya, Kecamatan Poso Kota, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, Sabtu (3/11/2012). (JIBI/SOLOPOS/Antara)

Teror ISIS menjadi isu sensitif di dalam negeri. Anggota ISIS teridentifikasi masuk kelompok Poso.

Solopos.com, JAKARTA — Pemerintah mengidentifikasi adanya anggota kelompok radikal di Poso, Sulawesi Tengah, yang berasal dari luar negeri dan bergabung dengan Islamic State of Iraq-Syria (ISIS).

Advertisement

Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Tedjo Edhy Purdijatno mengatakan pihaknya sudah mengidentifikasi ada anggota kelompok radikal di Poso yang juga menjadi anggota ISIS. Bahkan, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) juga meyakini ada tujuh warga negara China yang bergabung dengan kelompok tersebut.

“Ada beberapa yang bergabung di sana [kelompok Poso] terindikasi ISIS, ada juga warga negara China tujuh orang, dan empat orang diantaranya sudah ditangkap,” katanya di Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (19/3).

Tedjo menuturkan pemerintah sudah memeriksa empat orang warga negara China yang bergabung dengan kelompok Poso. Pemerintah juga akan melakukan koordinasi dengan negara asal empat orang itu.

Advertisement

Menurutnya, penyebaran kelompok radikal saat ini masih dilakukan dengan menggunakan media sosial seperti YouTube dan ajakan langsung dari mulut ke mulut. Tidak adanya aturan yang tegas terhadap masyarakat yang terbukti bergabung dengan kelompok radikal membuat penegak hukum kesulitan memprosesnya.

Aparat penegakan hukum hanya dapat menjerat orang-orang yang melakukan pelanggaran hukum dengan KUHP, dan Undang-Undang Antiteror.

Saat ini, pemerintah sedang menggodok aturan untuk mengatur masyarakat yang terbukti bergabung dengan kelompok radikal. Salah satu sanksi yang dipertimbangkan adalah pencabutan kewarganegaraan agar tidak menjadi ancaman di dalam negeri.

Advertisement

“Kalau mereka dicabut kewarganegaraannya kan harus bawa paspor kalau ingin masuk ke Indonesia,” ujarnya.

ISIS menjadi isu sensitif di dalam negeri setelah muncul informasi adanya warga negara Indonesia yang menyeberang ke Suriah untuk bergabung dengan ISIS. Belum lama ini beredar video yang berisi latihan militer kepada anak-anak yang diduga berasal dari Indonesia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif