SOLOPOS.COM - PONOROGO GELAR FESTIVAL REOG NASIONAL. (JIBI/Solopos/Antara/Fikri Yusuf)
Reog Ponorogo masih menjadi kesenian Nusantara yang digemari masyarakat. Pada bulan-bulan tertentu, penjualan kostum dan properti kesenian tua ini laris manis.
Madiunpos.com, PONOROGO – Kesenian Reog menjadikan Ponorogo sangat dikenal masyarakat Indonesia. Masyarakat Ponorogo pun menjunjung serta melestarikan kesenian tersebut. Selain itu, kesenian Reog juga menjadi penggerak ekonomi di Ponorogo tak terbantahkan.
Adalah Widi Wardoyo, salah satu pengusaha kostum dan aneka properti reog. Lelaki ini mengaku telah menekuni pembuatan aneka properti reog sejak belasan tahun silam. Sejumlah properti itu antara lain souvenir, manik manik reog, topeng, hingga dadak merak reog.
“Sudah 15 tahun saya berkecimpung di kerajinan perlengkapan kesenian Reog,” ujarnya saat ditemui Madiun Pos di tokonya Widi Koleksi Jl. Letjen Suparapto, Sukowati 37 Keniten, Ponorogo, Selasa (17/03/2015).
Widi adalah perajin generasi muda. Bersama lima anak buahnya, ia tekun menjalani takdir hidupnya sebagai pelestari kesenian reog. Ia tak tahu kenapa para pengerajin generasi tua jarang dijumpai.
Misi Widi sebagai membuat properti kesenian Reog tak lain adalah untuk melestarikan kesenian adiluhung Reog Ponorogo. Di sisi lain, hal itu juga bisa memutar roda ekonomi. Tak jarang Widi diundang pemerintah setempat dalam sejumlah kegiatan pameran di kota-kota besar.
Bahkan, akhir-akhir ini wisatawan dari luar Ponorogo seperti Nganjuk, Tulungagung, serta kota lainya kerap mengunjungi tokonya. Mereka datang untuk memborong perlengkapan kesenian Reog, mulai dari pakian khas, topeng ganong serta dadak merak.
Puncaknya ialah ketika datang Bulan Suro, Agustus, Lebaran dan Tahun Baru. Dalam sehari, omzetnya bisa menapai Rp2 juta. Bahkan, tak sedikit wisatwan yang membeli dalam jumlah besar, di mana sekali beli mencapai Rp2juta-Rp5 juta. (Rio Wicaksono/JIBI/Madiunpos.com)