News
Kamis, 19 Maret 2015 - 07:30 WIB

KERUSAKAN JALAN SUKOHARJO : Digilas Ratusan Truk, Jalan Ini Seperti Arena Off Road

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kondisi jalan di Dusun Citran, RT 003/011, Desa Pucangan, Kecamatan Kartasura, Sukoharjo, yang mengalami rusak parah setelah seharian dilintasi ratusan truk pengangkut tanah uruk, Rabu (18/3/2015). (Moh. Khodiq Duhri/JIBI/Solopos)

Kerusakan jalan Sukoharjo kali ini sangat parah akibat dilintasi truk pengangkut tanah.

Solopos.com, SUKOHARJO — Kondisi jalan perkampungan sepanjang sekitar 350 meter di Dusun Citran, RT 003/011 dan Betengsari, RT 003/012, Desa Pucangan, Kecamatan Kartasura, Sukoharjo, mengalami rusak parah setelah seharian dilintasi ratusan truk pengangkut tanah uruk.

Advertisement

Pantauan Solopos.com di lokasi, Rabu (18/3/2015), jalan yang sebelumnya masih beraspal itu kini permukaannya tidak lagi datar sehingga menyerupai arena off road. Pasir dan batu berserakan tak beraturan di permukaan jalan.

Selain membuat aspal mengelupas, talut jalan juga rusak parah. Sisa material talut yang rusak itu menutup saluran drainase. Tidak hanya itu, jaringan pipa PDAM yang terpasang di bawah permukaan jalan juga sempat pecah sebelum akhirnya diperbaiki warga secara swadaya.

“Ada ratusan truk pembawa tanah uruk yang melintasi jalan ini pada Jumat (13/3/2015) lalu. Mereka berjalan beiringan. Satu rombongan jumlahnya bisa 8-10 truk. Mereka terus berdatangan dari pukul 07.00 WIB hingga 17.00 WIB,” terang Warsito, 57, warga setempat, saat ditemui wartawan di lokasi.

Advertisement

Munculnya ratusan truk pengangkut tanah uruk untuk pembangunan perumahan itu mengagetkan warga sekitar. Menurut warga, selama ini tidak ada sosialisasi terkait rencana penggunaan jalan kampung untuk dilintasi truk bertonase tinggi tersebut.

“Ini jalan kampung. Dibangun dengan dana swadaya warga beberapa tahun lalu. Dulu masing-masing warga diwajibkan iuran satu truk berisi material bangunan. Sekarang kondisinya sudah rusak parah. Lalu siapa yang mau tanggung jawab?” tambah Moh. Saji, 65, warga lainnya.

Sementara itu, Lurah Pucangan, Budiyono, mengakui tingkat kerusakan jalan perkampungan itu sangat parah. Budiyono mengaku sudah bertemu langsung dengan perwakilan developer atau perusahaan pengembangan pembangunan perumahan itu pada Selasa (17/3/2015).

Advertisement

“Menurut pengakuan dia [perwakilan dari pengembang], pengembang hanya mengantongi IPPT [izin peruntukan penggunaan tanah] untuk alih fungsi lahan dari pertanian ke permukiman. Tetapi, untuk perizinan dampak lingkungan maupun izin-izin lainnya belum diurus,” terang Budiyono saat ditemui di kantornya.

Perusahaan pengembang itu, kata Budiyono, berdalih sudah menyosialisasikan rencana pengurukan lahan itu kepada pengurus RT dan RW di perkampungan setempat. Kendati begitu, pengembang tidak bisa menunjukkan dokumen daftar hadir dalam sosialiasi itu.

“Dokumen daftar hadir itu kan bukti kalau pengembang sudah menyosialisasikan rencana pengurukan tanah itu kepada warga. Saya juga tidak tahu apakah pengembang hanya menyosialisasikan itu kepada pengurus RT dan RW tanpa melibatkan warga sekitar,” tandas Budiyono.

Budiyono mengaku sudah berkomunikasi dengan pengembang yang berkantor di kawasan Gumpang, Kartasuro itu. Menurutnya, pengembang bakal menggelar pertemuan dengan warga pada Jumat (20/3/2015) malam guna membahas rencana ganti rugi kerusakan jalan itu.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif