Jogja
Rabu, 18 Maret 2015 - 18:40 WIB

PERTANIAN SLEMAN : Serangan Hama Tikus Masih Menghantui Pertanian Padi

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - ILUSTRASI (Farida Trisnaningtyas/JIBI/SOLOPOS)

Pertanian Sleman tengah menghadapi masalah serangan tikus.

Harianjogja.com, SLEMAN-Kepala Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (DPPK) Kabupaten Sleman, Widi Sutikno mengakui hama tikus masih jadi permasalahan serius yang dihadapi petani tanaman padi.

Advertisement

Berbagai upaya terus ditempuh untuk mengendalikan populasi tikus di lahan persawahan, mulai dari pendekatan pola tanam, gropyokan tikus, hingga pemanfaatan burung hantu sebagai predator alami.

“Upaya efektif yang bisa dilakukan petani adalah memakai pola tanam dua kali padi dan satu kali palawija. Namun, pola ini memang hanya efektif bagi wilayah Sleman timur,” kata Widi, Senin (16/3/2015).

Widi menjelaskan kebanyakan petani di wilayah Sleman barat tidak tertarik menerapkan pola tanam tersebut karena dinilai akan menambah biaya produksi.

Advertisement

“Kondisi aliran air di sana memang lebih banyak, termasuk saat musim kemarau. Petani jadi harus mengeluarkan modal lebih besar untuk mengeringkan tanah sebelum ditanami palawija,” ujarnya.

DPPK Sleman juga melakukan pendekatan kepada kelompok tani untuk aktif menggelar penangkapan tikus atau gropyokan secara massal.

“Gropyokan massal adalah upaya paling efektif untuk menekan populasi tikus. Kegiatan itu bisa sekaligus
mempersempit habitat tikus dan lebih efektif dibanding pemanfaatan burung hantu sebagai predator alami,” kata Widi.

Advertisement

Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura DPPK Sleman, Edi Sri Harmanto menambahkan luas lahan pertanian padi yang bermasalah dengan hama tikus mencapai 92 hektare (ha). Serangan hewan pengerat itu tersebar di Kecamatan Moyudan, Minggir, Gamping, Godean, Seyegan, dan Mlati.

“Area paling luas ada di Godean yang mencapai 46 ha,” ungkapnya.

Meski demikian, Edi menyatakan kategori serangan hama tikus pada musim tanam periode November – Maret ini masih tergolong ringan dan sedang. Luas area yang terserang pun lebih sempit dibanding musim tanam periode yang sama pada tahun sebelumnya.

“Tahun ini populasi tikus bisa ditekan. Padahal tahun lalu luas serangannya mencapai 300 ha,” katanya kemudian.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif