Soloraya
Rabu, 18 Maret 2015 - 00:45 WIB

PERMUKIMAN KUMUH SUKOHARJO : Desa Banaran Mulai Benahi

Redaksi Solopos.com  /  Septina Arifiani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi permukiman kumuh (JIBI/Solopos/Dok)

Permukiman kumuh Sukoharjo Banaran segera dibenahi.

Solopos.com, SUKOHARJO — Permukiman kumuh di enam RT di pinggiran Kali Jenes, Desa Banaran, Kecamatan Grogol, Sukoharjo, bakal direhab guna menunjang pengembangan integrasi wisata dengan Kampung Batik Laweyan, Solo.

Advertisement

Kepala Desa Banaran, Suparminto, menjelaskan pengembangan integrasi wisata Kampung Batik Laweyan dan Banaran sudah dirancang dalam Rencana Tata Letak Bangunan (RTLB) Kecamatan Grogol. Dalam RTLB itu disebutkan penataan kawasan akan dilakukan di pinggiran Kali Jenes di Desa Banaran dan Desa Cemani sepanjang sekitar 3 km.

“Kondisi permukiman di pinggiran kali itu memang kumuh. Jika sudah ditata, rencananya dikembangkan menjadi objek wisata yang terintegrasi dengan Kampung Batik Laweyan,” terang Suparminto saat ditemui  Solopos.com di kantornya, Selasa (17/3/2015).

Wilayah Banaran dan Laweyan hanya dipisahkan Kali Jenes yang tak lain merupakan anak Sungai Bengawan Solo. Di Desa Banaran masih banyak ditemukan tempat produksi batik. Di Desa ini jugs juga terdapat makam salah satu pahlawan nasional K.H. Samanhudi.

Advertisement

“Makam K.H. Samanhudi ke depan dikembangkan sebagai objek wisata religi. Pada saat peringatan Hari Kebangkitan Nasional, biasanya makam K.H. Samanhudi banyak dikunjungi peziarah, termasuk Pak Bupati Sukoharjo [Wardoyo Wijaya],” ujar Suparminto.

Suparminto juga memiliki gagasan untuk membangun kios pemasaran batik. Kios itu rencananya dibangun di lahan seluas 3.000 meter persegi. Lahan itu merupakan bekas bangunan SD yang telah dilikuidasi lantaran sepi peminat.

“Kios itu bisa digunakan untuk menjual aneka suvenir batik yang bisa dibeli sebagai oleh-oleh para wisatawan,” terangnya.

Advertisement

Pengembangan Kampung Batik Laweyan yang terkoneksi dengan Desa Banaran, Grogol, Sukoharjo, mulai dilirik sebagai paket wisata yang potensial. Karakteristik kedua wilayah dianggap dapat saling melengkapi untuk menunjang kawasan wisata.

Pemangku Kampung Batik Laweyan mulai berkomunikasi dengan Pemkab Sukoharjo untuk mengkaji peluang integrasi dua wilayah tersebut. Jika terealisasi, paket wisata Laweyan-Banaran akan dikonsep tur bangunan khas di kedua wilayah. 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif