Jogja
Selasa, 17 Maret 2015 - 20:22 WIB

STAND UP COMEDY : Ini Tips Mengundang Tawa

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sebagian anggota Binangun Stand Up Comedy (JIBI/Harian Jogja/Switzy Sabandar)

Stand up comedy, agar dapat mengundang tawa, comic tidak boleh takut tidak lucu.

Harianjogja.com, KULONPROGOStand up comedy bukan lagi hiburan kaum urban. Tak melulu dipertontonkan di kelab malam, bar, kampus, maupun gedung teater. Gaungnya mulai didengungkan hingga ke daerah-daerah perdesaan, termasuk Kulonprogo.

Advertisement

Dimulai dari kumpul-kumpul di sebuah kafe di pojok Alun-alun Wates, para comic (sebutan untuk komedian di lawakan tunggal atau stand up comedy) dari Binangun Stand Up Comedy mulai menunjukkan tajinya. Setiap satu bulan sekali, komunitas yang diketuai Tatang Delon, MC yang mengklaim sebagai satu-satunya pembawa acara yang mulutnya diasuransikan ini, berupaya untuk tampil di depan masyarakat umum.

Open mic, demikian istilah yang diberlakukan bagi para comic yang mempertunjukkan aksinya secara langsung. Mereka mampu mengocok perut penonton dengan dagelan-dagelan yang disesuaikan dengan kondisi zaman. Namun, tak jarang pula, penonton yang masih awam justru melongo kebingungan karena tidak mampu menafsirkan pesan yang disampaikan oleh comic.

Tatang memaklumi kondisi tersebut. Menurut laki-laki kelahiran 22 Januari 1983 ini, stand up comedy merupakan komedi yang agak “berat”, sehingga materi dan penguasaan khalayak menjadi hal yang sangat berpengaruh untuk menentukan sukses atau tidaknya sebuah pertunjukkan.

Advertisement

“Andai waktu bisa diputar, dijilat, dan dicelupin,” ujarnya tiba-tiba dalam sebuah wawancara beberapa waktu lalu.

Belum sempat ditanya, ia pun menjelaskan, bagi penonton yang kerap menonton iklan di televisi, pernyataan tersebut dapat membuatnya tertawa. Namun, bagi mereka yang tidak paham dengan ucapan di sebuah iklan makanan ringan, hal itu justru membuat penonton bertanya-tanya.

“Ini yang saya maksud comic harus menguasai audiensnya, memahami karakter dan latar belakang,” jelas laki-laki berperawakan tegap tersebut.

Advertisement

Jam terbang, kata dia, mengasah kemampuan seorang comic. Oleh karena itu, Binangun Stand Up Comedy
berusaha memfasilitasi anggotanya yang terdiri dari beragam latar belakang, mulai dari pelajar hingga pegawai untuk mengasah kemampuan mereka melalui diskusi dan open mic. Audisi stand up comedy yang mulai marak digelar di berbagai tempat dan stasiun televisi menjadi salah satu ajang yang tak boleh dilewatkan.

Keuntungan menjadi comic, papar laki-laki berpenampilan nyentrik dengan rambut berwarna hijau ini, dapat menambah penghasilan, sekaligus mengasah otak. Comic dituntut memiliki dagelan yang orisinil dan daya analitik yang kuat. Analisis diperlukan untuk membuat suatu materi pertunjukkan matang. Misal, berbicara soal motor tidak hanya meliputi hal-hal yang tampak dari luar, namun juga menguliti hingga ke dalam knalpotnya.

Komunitas yang berdiri pada Agustus 2014 itu memang masih seumur jagung. Akan tetapi Tatang berusaha untuk membuat para comic dari Kulonprogo tidak kalah dengan daerah lainnya. Pertemuan rutin digelar tiap sepekan sekali di De Srupat-Sruput Kafe Alun-alun Wates. Pembahasan materi dan cara penyampaian pesan dilatih secara
terus-menerus. Saat ditanya tips jitu menjadi comic, warga Dusun Gondangan, Desa Sidomulyo, Kecamatan
Pengasih ini menjawab singkat.

“Jangan takut tidak lucu.”

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif