News
Senin, 16 Maret 2015 - 13:55 WIB

DEMAM BATU AKIK : Beli Akik, Gara-Gara Tren atau Daya Spiritualnya?

Redaksi Solopos.com  /  Evi Handayani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi jual-beli batu akik (JIBI/Solopos/Dok.)

Demam batu akik dan batu mulia belum selesai di Indonesia.

Solopos.com, SOLO — Demam batu akik di Indonesia, sepertinya masih terus berlangsung. Terbukti, setiap ada pameran batu akik dan batu mulia selalu dipenuhi pengunjung. Ada yang sekadar penasaran dengan fenomena batu akik, namun tak sedikit pula yang tertarik untuk membeli batu akik.

Advertisement

Pengunjung yang demam batu akik lalu membelinya, bisa jadi karena tertarik dengan keindahan batu akik tanpa memandang jenis batu akik yang sedang naik daun. Namun begitu, ada juga di antara mereka yang membeli batu akik dan batu mulia di pameran atau di pasar Batu Mulia Keraton Surakarta, karena menyesuaikan zodiak.

Bahkan, ada di antara pengunjung yang percaya batu akik yang dibelinya mempunyai energi spiritual yang memberi aura positif pada penggunanya.

Advertisement

Bahkan, ada di antara pengunjung yang percaya batu akik yang dibelinya mempunyai energi spiritual yang memberi aura positif pada penggunanya.

Bagi Angga Yudistira, 31, karyawan Bank Mega yang dilanda demam batu mulia sejak 2006, mengaku jenis batu Ruby adalah batu yang disenanginya, dan entah kebetulan atau tidak, dia juga tinggal di perumahan dengan nama Ruby.

“Jadi pas kan, saya suka batu Ruby tinggal di perumahan dengan nama yang sama,” ujar Angga.

Advertisement

“Soal keberuntungan, saya lebih melihat fashion sehingga jatuhnya pada rasa percaya diri saja,” tutur Angga ketika membeli batu Topaz di lapak milik Hasan Ansori di Pasar Batu Mulia Alun-alun Utara Solo beberapa waktu lalu.

Berbeda dengan Angga, bagi Deny, warga Solo, dirinya justru meyakini ada kekuatan gaib yang bisa saja menghuni batu akik. Apalagi, dirinya sangat menghormati budaya Jawa. Karena itu, ketika dirinya membeli batu akik, ia selalu menyesuaikan dengan weton atau kelahirannya.

“Saya pernah mempunyai batu akik, namun ketika dipakai rasanya tidak tenang. Akhirnya disarankan teman yang mempunyai kemampuan spiritual, untuk membeli batu Chalcedony yang kemudian diselaraskan dengan dirinya. Sekarang rasanya tenang dan percaya diri muncul,” ujar Deny.

Advertisement

Hal senada juga disampaikan Heru Marwoto, penggemar akik dari Solo. Sejak 1998 dirinya suka dengan batu yang memiliki kekuatan spiritual.

“Istilahnya ada khodam-nya, jumlahnya lumayan banyak,” tutur Heru.

Kendati memiliki batu yang diyakini ada penunggunya, Heru mengaku tetap percaya kekuatan yang paling tinggi hanya Tuhan.

Advertisement

“Kalau terlalu percaya pada batu akik atau permata, jatuhnya nanti musyrik,” tegas Heru.

Sementara itu, bagi Hasan Ansori, pedagang batu akik, dirinya tidak terlalu memedulikan kepentingan konsumen yang membeli berdasarkan zodiak atau yang memercayai batu akik memiliki kekuatan spiritual.

“Saya hanya sebatas menjual, silakan saja bagi yang percaya demikian,” tutur Hasan.

Demikian juga Syafii dan Ihwan, penjual batu akik lainnya, mengaku tidak terlalu percaya dengan adanya kekuatan spiritual pada batu akik yang dijualnya.

“Kami jual ya sebatas untuk fashion saja,” jelas Ihwan.

Sementara menurut Aris Wahyudi dari Indonesian Gemz Lover, cara menilai batu akik ada tiga, yakni insentrik (ada apa di dalamnya), eksentrik (melihat pada keindahannya), dan energik atau adanya kekuatan untuk terapi.

“Jadi tergantung pada cara pandang masing-masing orang yang hendak membeli atau memiliki batu tersebut,” pungkas Aris.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif