News
Sabtu, 14 Maret 2015 - 13:10 WIB

KURS RUPIAH : Kadin Minta Jokowi Tak Remehkan Pelemahan Rupiah

Redaksi Solopos.com  /  Jafar Sodiq Assegaf  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Jokowi (istimewa)

Kurs rupiah yang melemah dalam beberapa bulan terakhir menjadi peringatan kepada pemerintahan Jokowi-JK.

Solopos.com, JAKARTA – Kalangan pengusaha meminta pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) tak meremehkan pelemahan rupiah terhadap dollar AS. Pengusaha meminta pemerintah memperbaiki masalah struktural menyebabkan pelemahan terus menerus.

Advertisement

Ketua Lembaga Pengkajian, Penelitian, dan Pengembangan Ekonomi (LP3E) Kadin Indonesia Didik J. Rachbini mengatakan hingga saat ini dampak pelemahan rupiah memang belum cukup signifikan karena masih ada modal portofolio yang masuk dalam kas negara. Namun demikian, transaksi berjalan saat ini berada pada posisi defisit.

“Pemerintah jangan mengatakan situasi ini aman-aman saja tanpa melakukan tindakan, sebab masalahnya bersifat struktural,” katanya, Jumat (13/3/2015).

Advertisement

“Pemerintah jangan mengatakan situasi ini aman-aman saja tanpa melakukan tindakan, sebab masalahnya bersifat struktural,” katanya, Jumat (13/3/2015).

Didik mengatakan defisit terjadi karena melemahnya harga bahan mentah yang menjadi andalan ekspor Indonesia di pasar internasional.  Menurutnya, pemerintah perlu segera mengatasi permasalahan ekspor melalui penguatan sektor industri pengolah bahan mentah.

“Impor kita banyak karena industri kita itu mati, banyak terguncang, dan kita tidak punya kebijakan industri yang cukup,” katanya.

Advertisement

“Kita ini para ekonom tahu masalah strukturalnya dan itu secara sistematis harus bisa  diselesaikan. Harus ada paket yang clear dari pemerintah untuk selesaikan ini,” katanya.

Didik mengatakan seharusnya pada masa awal pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla nilai tukar rupiah dapat lebih terkendali.

Menurutnya, pemerintahan Jokowi-JK memberi harapan yang lebih baik bagi demokrasi Indonesia sehingga turut memberikan harapan yang lebih baik di dunia bisnis. Selain itu, impor minyak melalui subsidi saat ini pun lebih terkendali.

Advertisement

“Seharusnya minimal bisa bertahan, bahkan mungkin bisa lebih kuat. Tetapi karena ini diremehkan, kemudian tidak ada action yang riil dalam mengatasi lubang-lubang struktural itu, maka rupiah meleset ke Rp13.000,” katanya.

Didik menyayangkan pernyataan pemerintah bahwa pelemahan nilai rupiah memberi dampak positif dalam sejumlah aspek.

“Memang ada satu aspek yang untung tetapi yang lain rugi semua. Orang menjadi tidak pasti melakukan bisnis,” katanya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif