Soloraya
Kamis, 12 Maret 2015 - 06:10 WIB

Panen Merosot, Harga Tomat di Karanganyar Meroket

Redaksi Solopos.com  /  Septina Arifiani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Harga sayur tomat di Karanganyar meroket menyusul panen yang merosot.

Solopos.com, KARANGANYAR — Sejumlah petani mengeluh karena panen tomat merosot dari satu ton setiap kali panen menjadi 6 kuintal-7 kuintal setiap panen. Namun, kerugian berkurang karena harga jual tomat mencapai Rp3.500/kilogram hingga Rp4.000/kilogram.

Advertisement

Padahal harga jual tomat sebelumnya Rp1.500/kilogram hingga Rp2.700/kilogram. Salah seorang petani tomat di Dukuh Jenawi, Desa Jenari, Aris Widianto, menuturkan harga tomat lebih mahal pada musim hujan. “Lumayanlah hasilnya. Musim hujan paling pengaruh karena tanaman sulit berkembang. Tetapi, harga jual tomat lebih tinggi,” kata Aris saat ditemui wartawan di sela-sela panen, Sabtu (7/3/2015).

Oleh karena itu, petani yang memiliki lahan seluas 8.000 meter persegi tersebut mengoptimalkan penggunaan pupuk dan pestisida. Aris menuturkan tanaman tomat akan diserang penyakit keriting pada musim hujan. Penyakit keriting menyebabkan daun terlipat dan buah tidak dapat tumbuh menjadi besar.

“Ini masih ada yang terserang penyakit, tetapi tidak banyak. Harus banyak obat. Pemberiannya dua kali lipat saat kemarau supaya tahan cuaca. Kami panen selama 20 hari berturut-turut. Per batang dapat panen dua kilogram,” ujar dia.

Advertisement

Aris menjelaskan tomat akan dijual ke sejumlah pasar di Karanganyar dan Solo. Tomat jenis servo dihargai Rp3.500/kilogram hingga Rp4.000/kilogram. Hal senada disampaikan warga Puntukrejo, Ngargoyoso, Narso. Dia pernah gagal panen tomat saat penghujan beberapa tahun lalu. Dia menyiasati dengan mengoptimalkan pemberian obat dan pupuk. Satu kilogram tomat akhirnya dihargai Rp2.700 hingga Rp3.500. Dia menjual tomat ke Pasar Legi, Solo.

“Saya mengelola pemberian obat dan pestisida. Kami memberikan obat lebih kental dan lebih sering dari biasanya saat kemarau. Rata-rata petani merugi karena panen jatuh. Sekarang lumayan bisa panen 6 kuintal hingga 7 kuintal sekali panen,” ungkap dia.

 

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif