Soloraya
Kamis, 12 Maret 2015 - 20:15 WIB

KURS RUPIAH : Isu Nilai Tukar Bisa Capai Rp15.000, Masyarakat Tahan Dolar

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi pergerakan kurs rupiah (Dwi Prasetya/JIBI/Bisnis)

Kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat kian melemah. Aksi jual dolar di Solo naik 30%

Solopos.com, SOLO — Aksi jual valuta asing (valas) oleh masyarakat meningkat sekitar 20%-30% seiring dengan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang telah menyentuh Rp13.200. Peningkatan yang tidak terlalu signifikan ini dinilai karena masih banyak masyarakat yang menahan mengingat ada isu rupiah akan melemah semakin dalam Rp15.000.

Advertisement

Branch Manager (BM) Bank Mutiara, Ekagara Rendra Kusuma, menyampaikan transaksi valas sangat tinggi pada awal kurs bergejolak dari Rp11.000 ke Rp12.000 yang mengalami kenaikan transaksi dua kali lipat.

Menurut dia, saat ini masyarakat yang memiliki valas cenderung menahan, menunggu hingga rupiah terdepresi semakin dalam baru melakukan penukaran. Hal ini karena ada rumor nilai tukar rupiah terhadap dolar bisa mencapai Rp15.000.

Advertisement

Menurut dia, saat ini masyarakat yang memiliki valas cenderung menahan, menunggu hingga rupiah terdepresi semakin dalam baru melakukan penukaran. Hal ini karena ada rumor nilai tukar rupiah terhadap dolar bisa mencapai Rp15.000.

“Banyak yang tanya ke sini mengenai nilai tukar dolar AS tapi yang melakukan aksi jual sedikit karena mereka cenderung menahan,” ungkapnya saat ditemui wartawan di ruang kerjanya, Kamis (12/3/2015).

Dia berpendapat, nilai tukar rupiah terhadap dolar saat ini sudah riil sehingga pemerintah belum lakukan intervensi. Namun untuk penukaran rupiah terhadap mata uang lain, seperti euro (Eropa) dan yen (Jepang) cenderung menguat.

Advertisement

Lebih lanjut, dia menyampaikan simpanan nasabah dalam bentuk dolar cukup banyak. Hal ini karena simpan pinjam dalam bentuk valas merupakan salah satu produk unggulan bank ini.

Namun sejak setahun terakhir, dana pihak ketiga (DPK) bentuk valas ini direm. Oleh karena itu, pemberian kredit valas juga tidak terlalu banyak Menurut dia, kredit valas memiliki persentase sekitar 25% jika dibandingkan dengan total outstanding. Begitu pula dengan DPK yang memiliki persentase yang sama.

Dia mengatakan hal ini tidak hanya dilakukan oleh Bank Mutiara tapi juga perbankan lain. Selain itu, masyarakat biasanya lebih memilih tidak menabungkan valas di bank supaya ketika ada gejolak bisa langsung ditukarkan.

Advertisement

Apalagi bank yang telah diakuisisi J Trust ini ingin fokus dalam mengembangkan bisnis usaha mikro dan kecil.

Dia menyampaikan Bank Mutiara Solo memiliki pertumbuhan kredit mikro terbaik secara nasional, meski diakuinya outstanding masih kecil, yakni hanya sekitar 20% dari total kredit yang disalurkan.

“Target penyaluran kredit tahun ini meningkat sekitar 20%. Kami optimistis tercapai karena target market sudah sangat segmented,” terangnya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif