Soloraya
Kamis, 12 Maret 2015 - 03:10 WIB

DEMAM BATU AKIK : Pemilik Patri Emas Klaten Ikut Kebanjiran Order

Redaksi Solopos.com  /  Septina Arifiani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi batu akik (JIBI/Harian Jogja/Gigih M Hanafi)

Demam batu akik yang melanda Indonesia rupanya ikut melambungkan pemilik patri emas.

Solopos.com, KLATEN – Siang itu, Rabu (11/3/2015), suasana di lantai III Pasar Kota Klaten tampak lengang seperti biasa. Hanya ada beberapa pembeli dan beberapa penjual di lokasi itu. Namun, di salah satu sudut pasar ada 10 pemilik usaha patri emas yang sibuk dengan pekerjaannya.

Advertisement

Ada yang sedang mencelupkan kalung emas ke sebuah mangkuk dari seng, membersihkan cincin ke air jarak, dan ada yang mengikir sebuah cincin perak. Mereka memiliki dua etalase untuk mendukung pekerjaannya. Salah satu etalase itu untuk membuat pesanan dan satu etalase lainnya untuk memamerkan barang-barang yang dijual seperti beberapa batuan dan emban cincin untuk meletakkan batuan itu.

Seperti etalase milik Sigit, 26, warga Klaten Tengah. Ia sedang mengikir sebuah cincin berwarna putih yang merupakan pesanan pelanggannya di salah satu etalasenya. Sedangkan di etalase lainnya, ada sebuah kotak berisi belasan cincin berwarna putih yang bagian atasnya kosong dan hanya terlihat beberapa pengait untuk tempat batu permata. Cincin itu biasa disebutnya sebagai cincin emban akik.

Beberapa tahun lalu, ia tidak banyak menerima pesanan cincin emban akik karena ia melayani sepuh emas dan patri emas. Namun, maraknya jual beli batu akik dalam beberapa waktu terakhir membuatnya kebanjiran pesanan.

Advertisement

“Dulu, sehari tidak pasti ada satu pelanggan yang memesan cincin emban akik. Tapi, dalam satu tahun terakhir, saya banyak menerima pesanan. Saat ini saja, ada 12 pesanan. Tapi, saya membuatnya satu hari satu pesanan agar hasilnya maksimal,” katanya.

Ia pun mematok ongkos pembuatan Rp250.000 untuk bahan perak, sedangkan beberapa bahan lain seperti alpaka harganya hanya puluhan ribu rupiah. “Biasanya mereka membawa cincin sendiri dan batu untuk hiasannya. Tapi ada juga yang memesan untuk dibuatkan dan pelanggan hanya membawa batu cincinnya,” ujarnya.

Pemilik usaha patri emas lainnya di lokasi itu, Mulyanto, 43, warga Klaten Selatan juga mengaku mendapat sejumlah pemesanan cincin emban batu akik. Jumlah pelanggannya yang merupakan pemilik perhiasan emas, kini semakin berkurang.

Advertisement

“Saat ini jumlah pelanggan yang menyepuhkan emas kalah dengan pemesan cincin emban akik. Dalam sehari saya mendapat pesanan satu atau dua cincin. Biasanya, pelanggan membawa batu akiknya dan meminta untuk dibuatkan cincin emban. Kalau perak, saya patok Rp400.000, sedangkan bahan alpaka hanya Rp70.000,” katanya, Rabu (11/3/2015).

Saat itu, Ihsanudin, 50, warga Trucuk yang sedang menyepuh cincin akik peraknya di kios milik Mulyanto, mengatakan sudah mengoleksi akik sejak beberapa tahun lalu. Ia menyukai batu akik jenis phyrus yang berwarna biru terang.

 

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif