Jatim
Rabu, 11 Maret 2015 - 07:05 WIB

KURIKULUM 2013 : Sekolah di Jatim Ramai-Ramai Pakai K13, Inilah Alasannya

Redaksi Solopos.com  /  Aries Susanto  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Foto Ilustrasi Kurikulum 2013 JIBI/Harian Jogja/Antara

Kurikulum 2013 menjadi perdebatan panjang ketika terjadi transisi kekuasaan dari menteri pendidikan lama ke menteri pendidikan baru. Namun, bagaimana dengan sistem yang berjalan di Jawa Timur?

Madiunpos.com, SURABAYA – Mayoritas sekolah di Surabaya lebih memilih Kurikulum 2013 (K13) sebagai metode mereka mendidik para siswa. Padahal, ada imbauan dari Kemendikbud agar sekolah yang melaksanakan K13 selama satu semester hendaknya kembali ke KTSP 2006.

Advertisement

 

“Ada lebih dari 70 persen sekolah pilih K13. Sekarang saja, dari 600 SD di Surabaya ada 400 SD yang sudah mendaftarkan untuk melanjutkan K13. Angkanya akan terus bertambah,” kata Humas Dinas Pendidikan (Disdik) Surabaya, Eko Prasetyoningsih, Selasa (10/3/2015).

Advertisement

“Ada lebih dari 70 persen sekolah pilih K13. Sekarang saja, dari 600 SD di Surabaya ada 400 SD yang sudah mendaftarkan untuk melanjutkan K13. Angkanya akan terus bertambah,” kata Humas Dinas Pendidikan (Disdik) Surabaya, Eko Prasetyoningsih, Selasa (10/3/2015).

 

Eko yang juga Kepala Bidang Pendidikan Dasar (Dikdas) Disdik Surabaya menjelaskan dominasi sekolah di Surabaya yang memilih K13 bukan hanya sekolah yang sudah menerapkan K13 selama satu semester atau tiga semester. Namun, juga sekolah-sekolah yang belum pernah menjalankan sistem K13 sama sekali.

Advertisement

Menurut dia, tingginya minat sekolah untuk kembali ke K13 karena kurikulum tersebut lebih berpusat kepada peserta didik atau siswa, sehingga anak-anak juga lebih kreatif dan tanggap dengan K13.

 

“Itu terjadi karena KTSP lebih menekankan aspek kognitif, sedangkan K13 lebih komprehensif mulai dari kognitif, keterampilan, hingga sikap. Selain itu, sistem penilaian K13 lebih diskriptif, sedangkan KTSP hanya bersifat angka,” katanya.

Advertisement

 

Selain itu, K13 juga mendorong peran orang tua dalam pembelajaran. Beberapa tugas juga menuntut orang tua untuk andil dalam proses pembelajaran.

 

Advertisement

Kepala Bidang Pendidikan Menengah (Dikmen) Disdik Surabaya Sudarminto menambahkan untuk tingkat SMA justru banyak yang ingin kembali ke K13.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif