Jogja
Selasa, 10 Maret 2015 - 16:40 WIB

Pembangunan Hotel Harus Beri Manfaat pada Warga Sekitar

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi pembangunan gedung pencakar langit. (Solopos-Septian Ade Mahendra)

Pembangunan hotel dan perusahaan lain yang didirikan di Sleman diharapkan bisa memberikan manfaat untuk warga sekitar, utamanya penyerapan tenaga kerja

Harianjogja.com, SLEMAN—Angka pengangguran di Kabupaten Sleman turun 0,3%. Keberadaan perusahaan baru diharapkan bisa mendukung penyerapan tenaga kerja agar penurunan angka pengangguran jadi lebih signifikan.

Advertisement

Jumlah pengangguran di Sleman pada 2014 tercatat 34.601 orang atau 6,17%. Angka itu sedikit lebih rendah dibanding 2013 yang mencapai 35.059 atau 6,47%.

“Ada penurunan walau tidak signifikan. Data ini dihimpun dari pemerintah desa sehingga lebih rinci dari pada data Badan Pusat Statistik,” kata Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Sosial (Nakersos) Kabupaten Sleman, Untoro Budiharjo, Senin (9/3/2015).

Untoro mengungkapkan, akhir pekan kemarin dia baru saja menghadiri seremonial peletakan batu pertama pembangunan hotel di wilayah Desa Maguwoharjo, Depok, Sleman. Dia lalu berharap, hotel tersebut nantinya dapat menyerap tenaga kerja, khususnya dari warga sekitar.

Advertisement

“Pihak hotel bisa mengambil tenaga kerja untuk posisi tertentu dari warga sekitar, kecuali tenaga ahli mungkin harus cari dari luar daerah,” papar Untoro.

Jika pendirian hotel dan perusahaan lain bisa memberikan manfaat bagi warga sekitar, misalnya terkait penyerapan tenaga kerja, kemungkinan adanya penolakan pembangunan dari warga juga bisa diminimalkan.

“Itu akan mempengaruhi sikap penerimaan dari masyarakat juga,” lanjutnya.

Advertisement

Untoro menambahkan, ketersediaan lowongan kerja sebenarnya sangat banyak. Namun, problem tenaga kerja tidak hanya terletak pada perbandingan antara jumlah lowongan dan pencari kerja.

“Antara kebutuhan perusahaan dengan yang diinginkan pencari kerja juga harus cocok. Misalnya perusahaan garmen butuh banyak penjahit, tapi apakah para sarjana mau? Masalah seperti itu terjadi di mana-mana,” ujarnya menerangkan.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif