Soloraya
Senin, 9 Maret 2015 - 00:10 WIB

PROYEK TOL SOKER : Tutup Akses Tol Soker, Warga Boyoalali Buat Parit

Redaksi Solopos.com  /  Septina Arifiani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Anggota Linmas Desa Pandean, Sarmin, 55, menunjukkan parit yang digali warga untuk menutup akses ke jalan tol yang kerap dijadikan ajang balap liar. Foto diambil Jumat (6/3/2015). (Muhammad Irsyam Faiz/JIBI/Solopos)

Proyek tol Soker digunakan sebagai ajang balap liar. Merasa terganggu, warga menutup akses tol dengan menggali parit.

Solopos.com, BOYOLALI — Proyek Jalan Tol Solo-Kertosono (Soker) yang belum rampung dikerjakan tepatnya di Desa Pandeyan, Kecamatan Ngemplak, Boyolali dijadikan ajang balap liar para pemuda. Merasa terganggu, warga pun menutup akses tol tersebut dengan menggali parit.

Advertisement

Menurut warga setempat, Wiro, 47, selain dijadikan tempat balap liar, jalan tol tersebut juga sering dijadikan tempat maksiat. “Hampir setiap sore anak-anak muda datang ke sini [jalan tol], mereka adu balap. Apalagi kalau malam Minggu banyak yang nongkrong. Ada yang membawa cewek sambil mabuk. Pernah pagi-pagi saya menemui cewek tertidur di sini [jalan tol], katanya ditinggal teman-temannya,” terang Wiro saat ditemui Solopos.com di dekat tol tersebut, Jumat (7/3/2015).

Selain itu, kata Wiro, pernah saat mereka menggelar balap liar, salah seorang warga ada yang tertabrak. “Saat itu warga sedang nonton balapan. Yang jelas kami merasa terganggu,” imbuh Wiro.

Anggota Linmas Desa Pandean, Sarmin, 55, mengaku pernah mengingatkan mereka untuk tidak melakukan kegiatan balap liar di jalan tersebut. Tetapi mereka malah melawan.

Advertisement

“Pernah mengingatkan, tetapi mereka mengancam dan melawan dengan sebilah bambu. Kami langsung lapor ke polsek, pas petugas polsek datang sekitar satu mobil mereka langsung lari,” tutur dia.

Dia mengatakan setelah warga menutup akses jalan tersebut dengan parit, aktivitas balap liar sudah semakin berkurang. “Kalau motor sudah jarang, tetapi kalau mobil masih ada. Terakhir Kamis [5/3/2015] ada dua mobil yang balapan di sini. Mereka bawa alat sendiri biar bisa melewati parit. Biasanya mereka malah bukan warga setenpat, tetapi ada dari Sragen, Solo, dan daerah lainnya,” ungkap dia.

Pantauan Solopos.com di lokasi, Jumat (7/3/2015), jalan tol yang belum sempurna itu cukup lebar dan halus untuk arena balap motor. Jalan berbahan beton itu lurus sepanjang satu kilometer dari Desa Pandeyan hingga  perbatasan Desa Dibal, Kecamatan Ngemplak. Ada pun parit yang digali warga berada di akses masuk jalan tersebut di sisi barat dan timur. Parit tersebut digali sedalam satu meter dan lebar 50 cm.

Advertisement

Intensif Patroli
Kapolsek Ngemplak, Akhmad Nadiri, membenarkan jika jalan tol tersebut kerap dijadikan arena balap liar. Pihaknya kerap mendapatkan laporan dari warga yang merasa terganggu dengan kegiatan tersebut.

“Setelah mendapat laporan dari warga kami langsung intensif patroli di sekitar lokasi, akhirnya akhir akhir ini sudah mulai jarang mereka ke situ,” ucap dia terkait aksi balap liar di proyek jalan tol Soker.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif