Soloraya
Minggu, 8 Maret 2015 - 19:50 WIB

RAILBUS BATARA KRESNA : Warga Wonogiri Ingin Perlintasan Tanpa Palang Dijaga

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi Railbus Batara Kresna. (JIBI/Solopos/Dok.)

Railbus Batara Kresna segera beroperasi, namun warga Wonogiri tak pernah diberi sosialisasi.

Solopos.com, WONOGIRI Warga dan sejumlah pemerintah kelurahan di Selogiri, Wonogiri meminta perlintasan tanpa palang yang dilewati Raibus Batara Kresna segera dijaga. Hal itu berkaitan dengan rencana PT Kereta Api Indonesia (KAI) kembali mengoperasikan kereta perintis ekonomi jarak dekat itu mulai Rabu (11/3/2015).

Advertisement

Sekretaris Desa (Sekdes), Gemantar, Putut Hartopo, mengatakan rencana PT KAI kembali mengoperasikan raibus membuat warga khawatir. Pengoperasian Raibus Batara Kresna dinilai terlalu terburu-buru karena tanpa memperhatikan aspek keselamatan warga.

“Pengoperasian raibus tidak didukung dengan infrastruktur yang memadai. Seharusnya PT KAI memperhatikan aspek keselamatan warga,” ujar Putut ketika ditemui Solopos.com di kantor desa setempat, Minggu (8/3/2015).

Dia mengatakan di Desa Gemantar ada dua titik perlintasan tanpa palang. Kedua perlintasan itu berada di jalur alternatif Wonogiri-Wonoboyo dan penghubung antara Desa Sendangijo-Dusun Dukuh, Desa Gemantar.

Advertisement

“Kadua perlintasan itu dekat dengan sekolah dasar sehingga sangat membahayakan keselamatan warga dan anak sekolah,” kata dia.

Belum Disurati
Putut mengaku sampai detik ini belum menerima surat dan sosialisasi pengoperasian kembali Raibus Batara Kresna. Seharusnya pihak desa diberikan tembusan mengenai jadwal pemberangkatan kereta dari PT KAI.

“Surat pemberitahuan itu sangat penting bagi kami untuk disosialisasikan ke warga dan sekaligus sebagai antisipasi. Kami tidak ingin ketika warga beraktivitas tiba-tiba muncul kereta yang dapat membahayakan warga,” paparnya.

Advertisement

Dia meminta PT KAI segera menugaskan petugas untuk menjaga perlintasan. Selain itu untuk mengurangi risiko kecelakaan setiap palang pintu diberikan pita kejut dan rambu kereta.

Sementara itu, Kepala Desa (Kades) Sendangijo, Dirun, mengatakan ada satu titik perlintasan tanpa palang di desanya. Perlintasan itu berada di pintu masuk gapura desa.
“Perlintasan tanpa palang itu merupakan jalan satu-satunya warga menuju Wonogiri kota atau ke Solo. Kami meminta PT KAI menempatkan petugas untuk menjaga perlintasan ketika kereta lewat,” kata dia.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif