News
Minggu, 8 Maret 2015 - 14:00 WIB

PENERBANGAN SOLO : Jadwal Penerbangan Bandara Adi Soemarmo Kembali Normal

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi penumpang pesawat menuju Bali (Ibda Fikrina Abda/JIBI/Solopos)

Penerbangan Solo dari Bandara Adi Soemarmo kembali normal, setelah dua bulan sempat dikurangi.

Solopos.com, SOLO —Bisnis transportasi udara pada bulan ini diyakini sudah mulai meningkat jika dibandingkan dua bulan sebelumnya. Oleh karena itu, jadwal penerbangan yang sebelumnya dikurangi akan kembali normal.

Advertisement

Sales and Marketing Manager Garuda Indonesia Branch Office Solo, Endy Latief, menyampaikan Januari-Februari seat load factor (SLF) belum maksimal, yakni masing-masing 74% dan 78%. Padahal target SLF sebanyak 85%.

Oleh karena itu, pada Januari hingga pertengahan Maret ini, ada pengurangan jadwal terutama saat weekdays, yakni dari lima kali penerbangan menjadi empat kali penerbangan.

Advertisement

Oleh karena itu, pada Januari hingga pertengahan Maret ini, ada pengurangan jadwal terutama saat weekdays, yakni dari lima kali penerbangan menjadi empat kali penerbangan.

Dia menyebutkan jadwal yang biasanya dihilangkan adalah penerbangan pukul 16.00 WIB dari Solo dan pukul 14.00 WIB dari Jakarta.

Namun dia mengungkapkan mulai pertengahan bulan ini, bisnis penerbangan diperkirakan akan mulai semakin ramai. Dia mengatakan calon penumpang dari instansi, government, dan institusi pendidikan sudah mulai banyak.

Advertisement

Dia menyampaikan pelaksanaan Solo Great Sale (SGS) 2015 belum banyak memberi dampak pada bisnis penerbangan.

Hal ini karena yang berkunjung kebanyakan adalah masyarakat yang berada di sekitar Solo dan bisa ditempuh dengan perjalanan darat. Sedangkan dari pariwisata di awal tahun juga belum terlihat.

Dia menuturkan sepinya penumpang ini tidak terkait dengan adanya penghapusan tiket murah oleh pemerintah. Hal ini mengingat Garuda Indonesia menerapkan layanan full service sehingga tidak menawarkan tiket murah.

Advertisement

Dia menyampaikan tiket paling murah yang ditawarkan senilai Rp676.700. sedangkan terkait rupiah yang melemah dinilai belum berdampak signifikan meski harga avtur mengalami kenaikan. Hal ini karena harga avtur cenderung stabil, hanya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang berubah.

District Manager Sriwijaya Air Area Solo, Taufik Sabar, mengatakan load factor Januari-Februari tahun ini lebih rendah jika dibandingkan tahun lalu. Pendapatan pada awal tahun ini bahkan turun hingga Rp1,5 miliar jika dibandingkan tahun lalu.

SLF Februari tercatat hanya 87% padahal biasanya dari rata-rata SLF normal adalah 92%. Dia menilai penghapusan tiket murah sedikit banyak juga berengaruh terhadap SLF. Taufik menyebutkan biasanya menjual tiket paling rendah senilai Rp367.000 atau Rp412.000 tapi kali ini naik menjadi Rp449.000.

Advertisement

Oleh karena itu, pihaknya mengurangi jumlah flight dari biasanya tiga kali sehari menjadi dua kali sehari di saat low season. Namun dia menuturkan mulai Jumat (6/3), jadwal sudah kembali normal karena dari instansi dan pemerintahan sudah mulai melakukan berbagai kegiatan.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif