Jogja
Sabtu, 7 Maret 2015 - 02:20 WIB

BECAK MOTOR : Pengemudi Bentor Sebut Bantu Kelancaran Lalin

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Beberapa becak bertenaga motor atau bentor parkir di depan Pasar Bunder, Sragen. Para pengemudi bentor mengeluhkan rencana pemerintah setempat yang dinilai menyudutkan mereka dengan penertiban dan pembatasan rute. (JIBI/SOLOPOS/Sri Sumi Handayani)

Becak motor, pengemudi menyebut bentor bukanlah biang kemacetan.

Harianjogja.com, JOGJA-Pengemudi bentor yang tergabung dalam Paguyuban Becak Taman Pintar, Suroto dengan keyakinan menepis semua kekhawatiran yang ditujukan kepada bentor selama ini.

Advertisement

Suroto menjabarkan bentor bukanlah penyebab kemacetan. Bentor justru membantu arus lebih lancar dibanding becak kayuh. Terlebih ketika berhenti di antrean lampu lalu lintas yang sedang merah.

Becak kayuh akan mengakibatkan antrean kendaraan terurai lebih lambat ketika becak ikut dalam antrian, saat lampu berganti hijau. Sementara bentor, lebih cepat jalan meninggalkan antrian saat lampu hijau.

Untuk alasan keselamatan, ia menerangkan bentor sudah memenuhi standar keseimbangan. Karena becak yang dimodifikasi menjadi bentor juga mengubah ukuran ban menjadi lebih besar. Bentor yang tidak memenuhi standar keamanan, ketika dimodifikasi ditambahkan mesin, tidak mengganti ban [tetap menggunakan ban becak].

Advertisement

Selama ini, saat mengemudi bentor, ia membawa Surat Tanda Kendaraan Bermotor, surat becak [Surat Izin Operasional Kendaraan Tidak Bermotor/SIO KTB] dan mengenakan helm.

“Kita bersama paguyuban pernah mengajukan izin resmi mengemudi bentor, tapi sampai sekarang belum disanggupi,” tandasnya.

Dengan menjadi pengemudi bentor, selama sehari penghasilan tertinggi yang pernah ia dapatkan sekitar Rp100.000. Untuk membeli bensin dua liter per hari, makan dan rokok total Rp30.000.

Advertisement

Sedangkan pengemudi bentor yang lain, Edi Nugroho mengaku menggunakan bentor untuk membawa dagangan [menarik becak sembari berdagang minuman bersama istri], sementara untuk mengantarkan penumpang ia menggunakan becak kayuh.

Bentor merupakan hasil sewa, Rp12.000 per hari. Sebagai pengayuh becak ia bisa mendapat Rp80.000 sampai Rp90.000 per hari.

Ia mengungkapkan, tidak ada perbedaan signifikan antara mengemudi bentor dan mengayuh becak.

“Hanya lebih cepat saja kalau pakai bentor,” pungkasnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif