News
Rabu, 4 Maret 2015 - 07:30 WIB

PROSPEK BISNIS 2015 : Sektor Properti Menggairahkan

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kawasan Desa Gentan, Kecamatan Baki, Sukoharjo, dipadati perumahan. Foto diambil Senin (16/2/2015). (Moh. Khodiq Duhri/JIBI/Solopos)

Prospek bisnis 2015 yang diprediksi mencerahkan salah satunya properti.

Solopos.com, SEMARANG — Prospek bisnis properti pada 2015 diprediksikan cerah, seiring dengan terjadinya penurunan suku bunga perbankan. Prediksi ini diungkapkan Chief Executive Office The Finance, Jakarta, Eko B. Supriyanto di sela acara bertajuk Peruntungan Bisnis Properti di Tahun Kambing Kayu yang digelar Bank Artha Graha di Semarang, Selasa (3/2/2015).

Advertisement

Acara yang dikemas dalam gathering ini diikuti ratusan nasabah dari berbagai kota di Jawa Tengah (Jateng), seperti Semarang dan Solo.

“Bisnis properti rumah dan apartemen dengan nilai di bawah Rp1 miliar akan cerah dan lebih berkembang,” kata Eko.

Advertisement

“Bisnis properti rumah dan apartemen dengan nilai di bawah Rp1 miliar akan cerah dan lebih berkembang,” kata Eko.

Kondisi ini, lanjut dia, karena adanya kebijakan Bank Indonesia yang menurunkan tingkat suku bunga, sehingga bunga bank juga ikut turun.

Masyarakat, terutama yang tinggal di kota besar lebih memilih membeli rumah atau apartemen karena alasan lebih ekonomis dan tidak terjebak kemacetan.

Advertisement

Dia menambahkan bisnis perumahan dan apartemen akan semakin berkembang bila pemerintah mempercepatan pembangunan infrastruktur jalan serta segera mencairkan anggaran APBN Perubahan 2015.

“Stimulus pemerintah berupapa percepatan pembangunan infrastruktur jalan akan memicu pertumbuhan ekonomi nasional,” ungkapnya.
Dalam kesempatan itu, Eko menyatakan bisnis perhotelan mengalami kelesuan karena adanya kebijakan pemerintah melarang pegawai negeri sipil (PNS) menggelar rapat dan pertemuan di hotel.

“Larangan itu [PNS tidak boleh menggelar rapat di hotel], harus dicabut supaya tidak bangkrut,” harap dia.

Advertisement

Sementara itu, Direktur Bank Artha Graha, Dyah Hindraswarini menyatakan pihaknya ingin secara aktif meningkatkan perekonomian di wilayah Jateng.

“Kami menyediakan produk-produk perbankan seperti kredit konstruksi, kredit pemilikan rumah [KPR], kredit modal kerja dan investasi, rekening, giro, dan tabungan,” ujar dia.

Khusus untuk KPR, Bank Arta Graha merupakan bank swasta yang telah ditunjuk oleh Menteri Perumahan Rakyat menyalurkan KPR-Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) pada September 2014.

Advertisement

“Saat ini kami memiliki 113 kantor cabang yang tersebar di 20 provinsi, dan 33 kota termasuk Solo dan Semarang,” ungkap Dyah.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif