Jateng
Rabu, 4 Maret 2015 - 09:50 WIB

HARGA BERAS : Terpengaruh Penyaluran Raskin, Harga di Temanggung Turun

Redaksi Solopos.com  /  Sumadiyono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pekerja melakukan bongkar muat beras di Gudang Bulog Banyakan Sub Divre V Kediri, Jawa Timur, Rabu (7/1/2015). Beras Bulog itu selanjutnya didistribusikan ke wilayah seputaran Kediri. Bulog Sub Divre V Kediri menggelar operasi pasar khusus cadangan beras pemerintah (OPK CBP) dengan menyalurkan 3.182 ton beras untuk warga miskin di Kediri. Langkah itu dimaksudkan untuk mengisi program beras untuk rakyat miskin (raskin) 2015 yang saat ini masih dalam tahap sosialisasi dari pemerintah pusat, serta untuk mengantisipasi terjadinya gejolak harga beras di pasaran. (JIBI/Solopos/Antara/Rudi Mulya)

Ilustrasi beras.(JIBI/Solopos/Antara/Rudi Mulya)

Harga beras di Temanggung berangsur turun.  Penurunan ini dipengaruhi oleh penyaluran raskin yang kini sudah dimulai 

Advertisement

 

Kanalsemarang.com, TEMANGGUNG – Harga beras di Temanggung, Jawa Tengah, pada awal Maret 2015 cenderung turun antara Rp200 hingga Rp500 per kilogram.

“Harga beras yang sebelumnya terus naik, saat ini cenderung turun,” kata pedagang beras di Jalan Rolikuran, Purwadi,55, di Temanggung, Selasa (3/3/2015).

Advertisement

Ia menyebutkan harga beras IR 64 yang sebelumnya mencapai Rp11.200 per kilogram, kini turun menjadi Rp11.000 per kilogram, mentik wangi yang semula Rp11.500 per kilogram menjadi Rp11.000 per kilogram dan beras pandan wangi dari Rp12.500 per kilogram menjadi Rp12.000 per kilogram.

Menurut dia penurunan harga beras tersebut karena beras untuk masyarakat miskin (raskin) mulai digelontorkan ke masyarakat.

“Penyaluran raskin sangat berpengaruh terhadap harga beras di pasaran,” katanya seperti dikutip Antara.

Advertisement

Menurut dia harga beras bisa turun lagi karena beberapa daerah akan memasuki masa panen.

Pedagang di pasar tradisional Temanggung, Aminah berharap harga beras kembali normal agar permintaan tinggi.

“Kami berharap harga beras turun dan stabil, karena dengan harga tinggi justru permintaan turun dan pendapatan kami berkurang,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif