SOLOPOS.COM - Foto ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/Antara)
Tidak ada produsen air minum dalam kemasan (AMDK) di wilayah Kabupaten Bantul sehingga petani tidak perlu resah bakal kehilangan sumber air
Harianjogja.com, BANTUL – Pemkab Bantul melalui Dinas Sumber Daya Air (SDA) memastikan tidak ada produsen atau industri Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) di Bantul.
Masyarakat Bantul khususnya petani tidak perlu resah bakal terancamnya potensi sumber air yang ada di Bumi Projotamansari.
Kepala Dinas SDA Bantul, Ignasius Yulianto mengatakan pembatalan Undang Undang Nomor 7/2004 tentang Sumber Daya Air oleh Mahkamah Konstitusi (MK) tidak akan berdampak bagi ketersediaan sumber air di Bantul.
“Bantul bebas dari adanya produksi AMDK. Jadi potensi air memang tidak ada pengaruhnya dengan dibatalkan UU tersebut,” katanya, Senin (2/3/2015).
Menurut Yulianto, dengan tidak adanya produksi AMDK membuat cadangan air tidak akan terganggu. Selama ini kebutuhan masyarakat Bantul akan AMDK disuplai dari sejumlah daerah seperti daerah produksi skala besar dari sumber air Klaten dan daerah lain.
Menurutnya, pengelolaan SDA di Bantul selama ini mencakup empat bidang meliputi konservasi, pengelolaan, pengendalian dan informasi SDA. Sumber Daya Air dibutuhkan bukan saja untuk konsumsi hidup, melainkan untuk kebutuhan irigasi menunjang produktivitas pertanian.
Yulianto menambahkan SDA untuk mencukupi kebutuhan pertanian terbagi dengan kewenangan Pemerintah DIY dan Pusat melalui balai besar yang ada di Jogja. Dinas SDA hanya memiliki kewenangan untuk beberapa jalur irigasi yang kurang dari jangkauan 1.000 hektare, bersumber dari jalur aliran sungai sepanjang hulu ke hilir.
“Kebutuhan air untuk pertanian yang diatas itu jangkauan 1.000 hektare sudah kewenangan DIY dan Pusat,” tambahnya.