Jatim
Minggu, 1 Maret 2015 - 13:05 WIB

HARGA KEBUTUHAN POKOK : Wagub Gus Ipul Janjikan Subsidi Transportasi Jika OP Beras Tak Buahkan Hasil

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Operasi Pasar Bulog di Kediri, Jumat (27/2/2015). (JIBI/Solopos/Antara/Rudi Mulya)

Harga kebutuhan pokok di Jatim sepanjang Februari 2015 ini dipengaruhi gejolak harga beras. Operasi pasar beras digelar di berbagai tempat, namun jika operasi pasar tak berhasil maka Pemprov Jatim akan memberlakukan subsidi transportasi.

Madiunpos.com, SURABAYA — Wakil Gubernur Jatim Saifullah Jusuf menegaskan tekad pemprov memantau hasil konkret dari operasi pasar (OP) beras yang dilakukan Bulog dan Disperindag demi meredam gejolak harga beras. Jika dirasa belum cukup mampu meredam gejolak harga kebutuhan pokok itu, Pemprov Jatim berencana menyuntikkan subsidi transportasi.

Advertisement

Sebelumnya, Bank Indonesia mengemukakan prediksi Jawa Timur tetap menorehkan deflasi pada Februari 2015 kendati harga beras di provinsi ini terus melambung. Namun, ada syarat atas prediksi optimistis itu, asalkan OP beras yang dilakukan Perum Bulog (Persero) Divre Jatim mampu membawa dampak signifikan pada pengendalian harga kebutuhan pokok itu selama pekan keempat bulan ini.

Menyadari vitalnya OP beras itu, Gus Ipul—sapaan akrab Saifillah Jusuf—menegaskan harga kebutuhan pokok itu di Jatim hingga kini masih stabil. “Sampai sekarang Jatim relatif stabil, tidak seperti di Jakarta yang harga berasnya melonjak sekali. Tapi, kalau toh nanti [harga beras di Jatim menjadi tidak terkendali], kami sudah siap. Mungkin nanti OP-nya dilakukan bersama stakeholder lain termasuk kepolisian, dan setelah itu kalau diperlukan kami akan siapkan subsidi transportasi.”

Pria yang akrab disapa Gus Ipul itu juga menekankan Pemprov Jatim tidak akan memasukkan beras impor, meski krisis harga beras berlanjut. Pasalnya, Jatim sudah memiliki peraturan gubernur yang membatasi masuknya komoditas pertanian asing jelang dan saat musim panen. “Kalau Pak Gubernur [Soekarwo] kan sudah menjelaskan di Pergub, bahwa dua bulan sebelum panen dan tiga bulan setelah panen tidak boleh ada impor, khususnya untuk komoditas pertanian. Sampai saat ini stok beras kita juga cukup.”

Advertisement

Di lain pihak, Kepala BPS Jatim Sairi Hisbullah berpendapat masih ada peluang inflasi sebesar 0,3% di Jatim pada bulan ini akibat pergolakan harga beras. Sebab, tekanan harga pangan pokok adalah kontributor utama inflasi di provinsi tersebut.

Menurutnya, harga beras yang terkerek di Jatim dipicu oleh belum masuknya periode panen raya. “Masa tanam dilakukan pada September hingga Desember, dan baru masuk panen bulan depan. Jadi, kenaikan harga beras diharapkan dapat reda pada Maret.”

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif