News
Sabtu, 28 Februari 2015 - 14:20 WIB

UN 2015 : Nilai Bukan Hanya Angka, tetapi Juga Deskripsi

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Anies Baswedan (Rahmatullah/JIBI/Bisnis)

UN 2015 disebut Mendikbud tidak hanya memaparkan hasil ujian dalam bentuk angka tetapi juga deskripsi.

Harianjogja.com, JOGJA-Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Anies Baswedan, menegaskan hasil Ujian Nasional (UN) tahun ajaran 2015-2016 ini tidak hanya berupa angka tetapi juga dilengkapi dengan deskripsi. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa.

Advertisement

“Dulu ujian menghasilkan suatu angka tetapi sekarang bermakna menjelaskan. Kenapa anak mendapat nilai delapan, apa yang sudah didapatkannya setelah mendapat nilai delapan, akan dideskripsikan berdasarkan tingkat pemahamannya pada hasil UN,” kata Anies pada wartawan usai memberi sambutan pada acara Konferensi
Nasional Psikologi Islam di Hotel Royal Ambarukmo,” Jumat (27/2/2015).

Dengan kebijakan baru tersebut, siswa, guru, dan juga orang tua akan mengerti tingkat kesulitan yang dihadapi siswa. Tak hanya itu, dengan adanya deskripsi nilai, guru dituntut tidak hanya memberikan penilaian secara keseluruhan pada satu mata pelajaran tetapi harus menjabarkannya.

“Hasil nilai berdasarkan komposisi. Misalnya untuk matematika, deskripsi tentang pemahaman trigonometri bagaimana, aritmatikanya, dan juga materi lainnya,” lanjut dia.

Advertisement

Sistem penilaian itu akan diberlakukan pada semua mata pelajaran. Selanjutnya, hasilnya akan dipetakan dengan sekolah lain baik di tingkat provinsi maupun kabupaten. Dengan begitu, sambung Anies, Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) maupun Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dapat mengetahui materi yang masih dianggap sulit oleh siswa untuk selanjutnya ditindaklanjuti. Misalnya dengan pendalaman materi.

Selain itu, mulai tahun ajaran ini, UN tidak lagi menjadi syarat kelulusan siswa. Lulus dan tidaknya juga tidak hanya ditentukan dari empat atau enam mata pelajaran yang diujikan tetapi dari semua matapelajaran. Dalam hal penilaian, Anies mempercayakan penuh kepada masing-masing Kepala Sekolah untuk memberikan nilai sesuai kapasitas siswanya.

Sistem penilaian seperti itu menurut Anies menjadi salah satu bentuk perubahan yang ingin mengubah cara berpikir masyarakat dari UN sebagai alat uji menjadi UN sebagai proses pembelajaran.

Advertisement

Sementara itu, Kepala SMP Gotong Royong Jogja, Ave Amelita, mengaku sampai saat ini belum mendapat surat edaran dari Kementerian terkait deskripsi nilai pada UN. Meski begitu, pihaknya siap jika kebijakan pemerintah tersebut diaplikasikan untuk UN tahun ini.

“Pada waktu kurikulum 2013 kemarin sekolah kami sudah melaksanakan penilaian dengan disertai deskripsi. Semoga lancar,” ungkap dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif